PanenTalks, Yogyakarta – Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan kelembagaan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) secara nasional dalam peringatan Hari Koperasi Nasional, Senin 21 Juli 2025. Sejalan dengan itu, Pemkot Yogyakarta memfokuskan KDMP yang berjumlah 45 kelembagaan bergerak pada sektor riil.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menekankan semua pihak untuk melaksanakan KDMP dengan baik dan benar. Hal itu sesuai dengan amanat dalam Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2025 untuk melaksanakan percepatan pembentukan KDMP di seluruh Indonesia.
“Koperasi tentu yang berbasis gotong royong dan fokus pada sektor riil,” kata Hasto saat peluncuran Koperasi Kelurahan Merah Putih di Kelurahan Purwokinanti.

Hasto menyatakan koperasi sesuai dengan Asta Cita ke-6 misi Presiden Prabowo, yaitu membangun dari desa/kelurahan untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
Oleh karena itu pihaknya mengajak semua pihak majukan koperasi ini betul-betul menjadi bagian dari pengamalan Pasal 33 yang menyebut perekonomian disusun atas usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Sedangkan koperasi itu fokusnya mensejahterakan anggota.
Menurutnya dulu koperasi banyak bergerak pada simpan pinjam, yang sektor riil sedikit. “Oleh karena itu fokus kita seperti arahan Bapak Presiden kita bisa membuat usaha sembako, toko sembako, klinik desa/kelurahan, apotek desa/kelurahan, cold storage logistik desa dan koperasi-koperasi lain sesuai kearifan lokal masing-masing,” tuturnya.
MoU dengan BUMD Pemkot Yogyakarta
Salah satu upaya Pemkot Yogyakarta menggerakan KDMP pada sektor riil adalah melalui penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) antara BUMD Pemkot Yogyakarta Jogjatama Vishesha dengan pengurus KDMP.
Kesepakatan bersama itu terkait suplai produk bahan pokok dari Food Station Jogjatama Vishesha untuk usaha retail sembako KDMP. Selain memiliki 6 gerai produk KDMP, kearifan lokal Kota Yogyakarta juga melahirkan koperasi Bank Sampah Induk.
“Jogjatama Vishesha MoU dengan pengurus Koperasi Merah Putih mensuplai retail Koperasi Merah Putih,” ujar Hasto.
“Pada akhirnya retail jadi toko sembako mereka, maka BUMD bisa membantu Koperasi Merah Putih. Nanti ada warung warga dan toko warga. Koperasi menjadi bagian kepanjangan dari usaha gudang dan cold storage dari BUMD,” jelas Hasto.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto menyebut dari 45 kelurahan di Kota Yogyakarta sudah terbentuk KDMP dan telah berbadan hukum. Dengan hadirnya 45 KDMP, menambah jumlah koperasi di Kota Yogyakarta menjadi sekitar 495 koperasi.
Sebagai bentuk kepedulian, dalam kegiatan itu ada pemberian CSR berupa pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan selama 6 bulan dari Koperasi Sari Husada Koperkasa kepada transporter sampah di Kelurahan Purwokinanti, Muja Muju dan Rejowinangun.
“Ke depannya akan kita dorong menjadi koperasi sektor riil. Dengan peluncuran ini harapannya bisa memotivasi koperasi untuk segera menjalankannya secara profesional. Membuka diri terhadap berbagai badan usaha yang ada. Selain itu mendorong masyarakat berpartisipasi aktif menjadi anggota koperasi,” ujar Tri Karyadi.
Fokus Usaha Gerai Sembako
Sedangkan Ketua Pengurus KDMP Purwokinanti, Widodo Yuwono menyambut baik program koperasi. Termasuk kesepakatan bersama dengan penyalur sembako dari BUMD Pemkot Yogyakarta Jogjatama Vishesha. KDMP Purwokinanti sementara memiliki 25 anggota dan sudah membayar iuran. Para transporter sampah dan bank sampah di Purwokinanti juga akan diajak masuk anggota Koperasi Merah Putih.
“Sementara usaha gerai sembako. Kita belum ke arah simpan pinjam. Kita juga akan mewadahi dari produk kerajinan dan kuliner dari warga kerja sama dengan UMKM,” kata Widodo.
“Modal usaha sementara ini kita patungan dulu dari pengurus-pengurus koperasi dan anggota. Modal untuk mencari bahan (produk) dan nanti akan dikembalikan lagi hasilnya ke anggota dan pengurus koperasi,” ujarnya. (*)