PanenTalks, Yogyakarta – Masa depan generasi muda Kota Yogyakarta akan dibangun di atas fondasi yang kokoh. Pemerintah Kota Yogyakarta menegaskan bahwa pendidikan karakter anak bukan sekadar mata pelajaran, melainkan sebuah proses pembiasaan yang krusial dan harus dimulai sejak dini.
Dengan demikian, nilai-nilai luhur akan tertanam dalam alam bawah sadar, membentuk kebiasaan dan perilaku sehari-hari yang positif.
Pentingnya langkah ini ditekankan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori. Ia menjelaskan bahwa tahapan belajar dan bermain di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi bagian tak terpisahkan dalam pembentukan karakter anak.

“Orang tua dan keluarga juga harus mampu menciptakan lingkungan dan teladan yang baik agar kebiasaan baik yang dilakukan di PAUD tetap berlanjut,” tegas Budi saat menghadiri acara ‘Pentas Ceria’ penutup tahun ajaran 2024/2025 PAUD Salma, di Gedung Societeit Militaire, Taman Budaya Yogyakarta, pada Rabu (4/6).
Ungkapan Budi ini selaras dengan pengalaman nyata yang dirasakan oleh para orang tua. Salah satunya adalah Rizki Hardianto, yang menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para guru PAUD Salma atas kesabaran dan dedikasi mereka dalam mendampingi anak-anak.
“Saya pribadi merasakan betul bagaimana anak itu berubah menjadi lebih disiplin dan mandiri,” tutur Rizki dengan mata berbinar. Ia bercerita, “Dulu waktu awal masuk PAUD masih nangis kalau ditinggal, susah bangun pagi. Setelah dua tahun di PAUD, dia jadi ketagihan masuk sekolah, sudah rajin bangun pagi, belajar disiplin dengan pakai seragam, bahkan ke toilet sudah tidak sepenuhnya dibantu.”

Kisah Rizki menjadi bukti nyata bahwa investasi dalam pendidikan karakter sejak dini, dengan dukungan penuh dari lingkungan keluarga dan sekolah, akan membuahkan hasil yang luar biasa dalam membentuk generasi penerus yang berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan
Salah satu orang tua, Rizki Hardianto mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi bagaimana ibu dan bapak guru pendidik di PAUD Salma dengan kesabarannya dalam mendampingi anak-anak.
“Saya pribadi merasakan betul bagaimana anak itu berubah menjadi lebih disiplin dan mandiri. Dulu waktu awal masuk PAUD masih nangis kalau ditinggal, susah bangun pagi, setelah dua tahun di PAUD jadi ketagihan masuk sekolah, sudah rajin bangun pagi, belajar disiplin dengan pakai seragam, ke toilet sudah tidak sepenuhnya dibantu,” katanya.
Perubahan tersebut, lanjut Rizki, merupakan hal penting dalam masa tumbuh kembang anak. Sebagai orang tua dirinya bangga melihat anaknya mendapatkan pendidikan karakter dengan cara yang menyenangkan dan berkesan.
“Terima kasih kepada ibu bapak guru pendidik dan pengurus PAUD Salma, anak kami bisa bermain dan belajar banyak hal. Kami sebagai orang tua juga belajar agar pembiasaan baik yang anak-anak dapatkan bisa menjadi bagian dari karakter mereka,” tuturnya.
Dalam Pentas Ceria ini sebanyak 60 siswa-siswi PAUD Salma tampil kompak melalui tarian kelompok mengenakan pakaian adat dari berbagai negara.
Sesuai tema ‘Live in Your World, Play in Ours’. Ini merupakan salah satu cara mengenalkan keragaman budaya berbagai negara di dunia kepada anak, di antaranya Korea, Jepang, India, Mesir, Meksiko, Hawai dan Belanda. (*)
Editor: Rahmat