PanenTalks, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah terhadang pengemasan produk.
“BRIN hadir guna mendukung, serta memberikan kontribusi permasalahan UMKM dalam mengembangkan usahanya,” kata Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kemeterian/Lembaga, Masyarakat, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, BRIN Driszal Fryantoni mengutip laman brin.go.id, belum lama ini.
UMKM, kata dia, memiliki keinginan mengekspor atau mendistribusikan produk lebih jauh dengan tetap menjaga kualitas. Namun begitu, hambatan dalam pengemasan produk membuat cita-cita ekspor tertunda.
“Dengan memanfaatkan riset dan inovasi yang dilakukan oleh periset BRIN, BRIN dan Rumah BUMN Bandung berkomitmen untuk memberikan bimbingan dan supervisi melalui pelatihan tentang Peningkatan Nilai Tambah Produk Melalui Teknologi Pengemasan untuk UMKM,” paparnya.
Kerja Sama ini bertujuan untuk mendiseminasikan riset dan inovasi yang dihasilkan oleh BRIN, agar memberikan manfaat kepada masyarakat. Khususnya dalam ruang lingkup kerja sama ini yakni UMKM di area Jawa Barat binaan dari Rumah BUMN Bandung.
Dia mengharapkan, pelatihan ini dapat menambah masa simpan produk dengan tetap menjaga kualitas produk namun tetap memikat mata masyarakat. Hal ini merupakan bentuk hilirisasi riset dan inovasi periset BRIN sebagai bentuk kehadiran BRIN di antara masyarakat.
Perwakilan Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Mahargono Kobarsih mengingatkan pentingnya kemasan pada produk UMKM. Kemasan merupakan imu, seni, dan teknologi melindungi produk untuk distribusi, penyimpanan, penjualan dan penggunaan.
“Selain harus melindungi produk dan menambah nilai tambah produk, pengemasan juga harus menarik konsumen, memperpanjang masa simpan, dan media informasi serta promosi sehingga meningkatkan nilai jual produk,” kata dia.
Dia menekankan, pentingnya penggunaan bahan pengemas, mulai dari kaleng, plastik, kertas/karton, gelas, serta karakteristik dari bahan pengemas tersebut. (*)
