Senin, Agustus 18, 2025

Peringatan 13 Tahun UUK DIY, Menjaga Nilai Budaya

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Pemda DIY menggelar peringatan 13 tahun UUK atau Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta di Teras Malioboro Beskalan, Rabu (13/8). UUK DIY ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012.

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X meluncurkan logo baru UUK sebagai salah satu rangkaian kegiatannya peringatan 13 tahun UUK DIY.

Logo baru ini berbentuk gunungan pewayangan dengan siluet angka 13 berwarna emas yang dihiasi tangkai daun di bagian bawahnya. Paku Alam X mengatakan gunungan dalam pewayangan memiliki filosofi mendalam. Dalam pagelaran wayang, gunungan menjadi simbol awal dan akhir cerita.

“Dalam konteks keistimewaan DIY, gunungan artinya sebagai awal dari perjalanan panjang menuju tujuan yang luhur. Yakni menjaga nilai budaya, kearifan lokal, dan keutuhan masyarakat dalam bingkai keistimewaan,” ujarnya.

Sedangkan warna emas pada angka 13 merepresentasikan kemuliaan, kejayaan, dan penghargaan terhadap raihan pencapaian. Sedangkan tangkai daun melambangkan pertumbuhan, keberlanjutan, dan harapan bagi generasi mendatang.

Peringatan ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang DIY. Terutama dalam menjaga nilai-nilai keistimewaan yang berakar kuat pada budaya, tradisi, dan ketenteraman masyarakat.

Tekad Bersama Menjaga Harmoni

Tahun ini, peringatan mengusung tema “Mupakara Gunita Prasanti Loka”. Sebuah ungkapan sarat makna yang menggambarkan tekad bersama untuk merawat kebudayaan sekaligus menjaga harmoni sosial masyarakat DIY.

Tema tersebut dipilih sebagai pengingat bahwa keistimewaan bukan hanya soal status hukum. Tetapi juga komitmen kolektif seluruh elemen masyarakat untuk terus melestarikan budaya sekaligus memastikan daerah ini tetap tenteram dan damai.

Salah pengisi acara dalam peringatan 13 tahun UUK DIY. (dok:pemkotkota)

Pihaknya mengajak masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki kekurangan, memperkuat capaian, dan mengembangkan potensi.

“Mari terus kita jaga ruh keistimewaan agar tak hanya menjadi warisan, tetapi juga tenaga penggerak masa depan,” ucapnya.

Peringatan ini juga harapannya mampu menumbuhkan rasa memiliki terhadap Keistimewaan DIY di tengah masyarakat. Sekaligus mempererat sinergi antara pemerintah dan warga. Nilai-nilai lokal harus dipertahankan beriringan dengan orientasi pada kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Berbagai penampilan seni tradisional turut memeriahkan suasana, mulai dari musik gamelan hingga tari-tarian klasik, menegaskan identitas budaya DIY yang menjadi roh dari keistimewaan itu sendiri. (*)

Table of contents [hide]

Read more

Local News