Jumat, Juli 18, 2025

Petani di Jateng Mulai Terapkan Sistem Pertanian Modern

Share

PanenTalks, Klaten – Petani di Provinsi Jawa Tengah mulai menerapkan sistem pertanian peralatan modern.

Di wilayah Kabupaten Klaten, misalkan sudah mulai akrab dengan drone pertanian, rice transplanter, rotavator, traktor, combine harvester, cultivator, dan sebagainya.

“Pemanfaatan alat-alat canggih tersebut dapat menjadikan proses pertanian lebih efisien dan hemat biaya,” kata Ketua Kelompok Tani Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Muhammad Sensus, Kamis 17 Juli 2025.

Dia menilai, mekanisasi pertanian dengan alat-alat canggih bisa lebih efisien dan hemat biaya. Sistem tradisional membutuhkan banyak tenaga manusia. Selain biaya, juga membutuhkan waktu lama dibanding dengan teknologi mesin.

“Saya telah menggunakan drone pertanian untuk memantau pertumbuhan tanaman dan mengendalikan hama,” kata dia.

Menurut dia, drone menangkap detil menyentuh seluruh area tanam dengan baik dan efisien.

“Kalau untuk mengendalikan hama, drone ini sangat bagus. Bisa menjangkau sampai tanah bagian bawah. Kalau pakai tradisional itu lama, dan mungkin tidak bisa merata seperti drone,” tuturnya.

Dia memimpin, kelompok tani dengan anggota sekitar 50 petani seluas lahan 32 hektare. Mereka sudah menggunakan mekanisasi pertanian sekitar satu tahun ini. Hasilnya lebih efisien, biaya lebih murah, dan panen sukses.

Kendati demikian, imbuhnya, lahan pertanian di wilayahnya termasuk tadah hujan. Alhasil, kerap kesulitan air di saat musim kemarau.

“Kami harap ada solusi terbaik untuk persoalan air di sini. Syukur-syukur ada bantuan sumur dalam. Lahan sudah kami siapkan,” ujarnya.

Petani Kedungampel, Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, Suparman menambahkan, mekanisasi pertanian dengan alat-alat canggih sangat memanjakan petani. Selain itu, dapat menjadi solusi minimnya petani buruh saat ini. “Alat-alat sekarang ini sangat memanjakan petani. Lebih mudah, murah, dan hasilnya bagus,” tuturnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares menjelaskan, mekanisasi pertanian menjadi strategi mewujudkan swasembada pangan. Hal itu untuk meningkatkan efisiensi usaha tani, sehingga hasilnya bisa presisi dan lebih maksimal.

Pemprov Jawa Tengah juga memiliki Brigade Pertanian menyediakan peminjaman alat-alat mekanisasi pertanian secara gratis, bisa diakses di tujuh lokasi di Jawa Tengah. Beberapa di antaranya Pati, Banyumas, Surakarta, Semarang.

“Kelompok tani bisa mengajukan pinjam alat ke kita. Gratis, dengan biaya angkut atau bawa ke lokasi ditanggung pihak peminjam,” ujar Frans, sapaannya.

Pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada petani agar beradaptasi dengan sistem mekanisasi pertanian.

“Kita dorong agar beradaptasi dengan cara yang efisien dan berkualitas. Hingga saat ini di Jawa Tengah ada sekitar 60 ribu kelompok tani, dengan luas lahan sawah 990.834 hektare,” kata dia. (*)

Read more

Local News