Kamis, Juni 19, 2025

Petani Keluhkan Harga Gabah, Menteri Amran Ngaku Pecat Oknum BULOG Ketahuan Beli dari Tengkulak

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Ramai diperbincangkan di media sosial (medsos), terkait para petani di Kalimantan Selatan (Kalsel) mengeluhkan harga gabahnya di bawah HPP (Harga Pembelian Pertanian) senilai Rp6.500 per kilogram (kg). 

Keluhan para petani di Kalsel diungkap Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman terkait hubungan antara para petani harus berhubungan langsung dengan BULOG (Badan Urusan Logistik).

Amran menyebut, perintah Presiden RI, Prabowo Subianto meminta BULOG untuk tidak membeli hasil tani ke tengkulak atau pedagang perantara.

“Dan kita harus beresin, kami ke BULOG. Presiden selalu mengatakan satu komando, kalau BULOG tidak melakukan tugasnya, yang kena pertanian,” terang Amran sebagaimana dikutip dari program televisi Q&A METRO TV, pada Senin, 21 April 2025.

Kemudian, Amran mengungkap harga gabah dijual para petani di Kalsel hanya senilai Rp5.000 per kg, di bawah HPP senilai Rp6.500 per kg.

Terkait hal itu, Mentan mengaku kecewa mendengar penjelasan dari pihak BULOG membeli hasil tani dari tengkulak.

“Kemarin di Kalsel, harga sesuai perintah Bapak Presiden menaikan harga Rp6.500, Kami temukan (hasil tani) dibeli dengan harga Rp5.000, jujur, kami kesal, kami kecewa,” ungkap Amran.

“Karena tiba-tiba BULOG-nya kami hadirkan, kenapa tidak beli? Tidak ada mesin drayer (mesin pengering hasil tani),” sambungnya.

Amran menyebut oknum BULOG itu menuturkan saat pihaknya yang sempat memecat oknum BULOG tidak membeli langsung hasil tani ke petani, namun justru berhubungan dengan tengkulak.

“Saya tanya, Apa menterinya yang harus mencari mesin drayer? ‘ini tengkulak pak’,” tutur Amran. 

“Justru Anda yang harus menghilangkan tengkulak (pedagang perantara), langsung ke petaninya. Itu maunya pemerintah. Mengelak tapi kemungkinan rendah. Langsung kami telpon, Pak Dirut pecat, kapan? hari ini,” tambahnya.

Terkait hal tersebut, Amran mengaku dalam kasus tersebut telah memecat sejumlah oknum BULOG di empat wilayah berbeda. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News