PanenTalks, Grobogan – Petani terdampak banjir di Kabupaten Grobogan menerima bantuan untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, bantuan meliputi benih padi, mesin pompa air, alat transplanter. Selain itu, 28 unit rumah burung hantu (rubuha) sebagai pengendali hama.
“Bantuan ini merupakan pemprov, pusat, daerah dan Bank Indonesia,” kata Gus Yasin, sapaan akrabnya, Kamis 3 Juli 2025.
Kabupaten Grobogan, kata dia, menyumbang hampir 10 persen dari kontribusi pangan Jawa Tengah. Oleh sebab itu, mempertahankan lahan pertanian sudah masuk.
“Tidak boleh dialihfungsikan,” tegasnya.
Menurut dia, tantangan pangan semakin kompleks akibat perubahan iklim dan alih fungsi lahan.
“Panjenengan semua adalah pahlawan pangan Indonesia. Maka menjaga lahan dan hasil panen adalah bagian dari perjuangan kita bersama,” ujarnya.
Bupati Grobogan, Setyo Hadi menjelaskan, banjir terjadi pada pertengahan Mei 2025 telah merusak 373 hektare sawah dan 15 hektare tembakau di Kecamatan Tegowanu.
Tanaman padi masih berusia 25–30 hari terendam dan mengalami puso. Sebanyak 439 rumah warga juga terdampak.
“Titik jebol di Sungai Renggong sudah selesai diperbaiki, dan sejumlah tanggul kritis lainnya masih dalam proses,” jelasnya.
Setyo Hadi menegaskan, Grobogan adalah daerah terluas kedua di Jawa Tengah dengan potensi pertanian mencapai 124 ribu hektare.
Komoditas unggulannya meliputi padi, jagung, kedelai, bawang merah, pisang, tebu dan tembakau.
“Bantuan ini bukan hanya dukungan moril, tapi harapan nyata bagi kami untuk bangkit demi ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis nasional meningkatkan produksi pangan.
“Swasembada pangan adalah bagian dari Asta Cita Presiden. Grobogan dan Demak jadi titik penting untuk penguatan produksi pertanian,” ujarnya. (*)