PanenTalks, Yogyakarta – Tingkat hunian (okupansi) hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami penurunan cukup signifikan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, jika biasanya dalam periode sama sudah mencapai 100 persen, saat ini okupansi baru mencapai 60 persen.
Dia tak menepis penurunan okupansi itu terjadi merata yakni 20 persen. “Okupansi data kita tanggal 1 dan 2 April ini rata-rata 60 persen se DIY khusus kota dan sleman bisa 70 persen,” kata Deddy Pranowo, Kamis (3/4/2025).
Menurutnya, faktor utama penyebab penurunan ini diduga karena lesunya daya beli masyarakat. Banyak pemudik memilih untuk tidak menginap di hotel atau memperpendek durasi liburan guna menghemat pengeluaran.
Deddy juga mengungkap data reservasi pada tanggal 2-5 April 2025 baru mencapai angka 50 persen. Reservasi hotel itu didominasi oleh bintang 3 hingga bintang 5. Okupansi hotel pada libur Lebaran 2025 pun belum merata, masih terpusat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Tak hanya itu saja, kata dia, tahun 2024 okupansi hotel tinggi selama 5-6 hari, namun tahun ini hanya berlangsung selama empat hari saja.
“Target 80 persen persen saja belum tercapai sampai dengan saat ini, semoga ada hari yang tercapai,” ungkapnya.
Penurunan ini tentu sangat disayangkan, mengingat musim libur Lebaran biasanya menjadi masa panen bagi para pelaku usaha hotel, restoran, hingga sektor ekonomi kreatif dan UMKM.
“(Lama tamu menginap) masih di dua hari rata-rata,” tandasnya. (*)
Editor: Hendrati Hapsari