Minggu, Juli 27, 2025

PICA Fest 2025 Targetkan Perputaran Ekonomi Rp 18 Miliar

Share

PanenTalks, Denpasar – PICA Fest 2025, festival budaya modern dengan sentuhan lokal, siap digelar selama empat hari, mulai 24 hingga 27 Juli 2025. Diselenggarakan oleh PT Pica Berempat Belas, ajang ini menargetkan perputaran uang mencapai Rp 18 miliar dengan perkiraan lebih dari 80 ribu pengunjung.

Dikenal sebagai platform yang sukses mengintegrasikan warisan budaya tradisional Bali ke dalam format kekinian yang menarik bagi generasi muda, PICA Fest tahun ini akan menampilkan berbagai seni pertunjukan tradisional seperti Genjek, Liku, Rindik, dan Joged Bumbung.

Pertunjukan-pertunjukan ini akan bersanding harmonis dengan berbagai genre musik modern dan hiburan populer lainnya, menciptakan kolaborasi yang inklusif dan berwarna.

Sebagai simbol kebanggaan masyarakat Buleleng, Singa Ambara Raja didapuk menjadi ikon utama festival tahun ini. Simbol ini merepresentasikan semangat kekuatan, keberanian, dan kesinambungan, nilai-nilai yang sejalan dengan visi PICA Fest menuju keberlanjutan, layaknya gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB).

Panggung PICA Fest 2025 akan dimeriahkan oleh lebih dari 100 pengisi acara, termasuk nama-nama besar dari industri musik nasional dan lokal Bali. Sebut saja Hindia, .Feast, Tipe X, Stand Here Alone, For Revenge X Stereowall, Ahmad Abdul, Yura Yunita, Superman is Dead, Kangen Band, The Adams, hingga Perunggu, yang siap menghibur para pengunjung bersama puluhan band lokal dan seniman Bali lainnya.

Kehadiran para musisi ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat luas dan mendorong pertumbuhan sektor hiburan kreatif.

Tak hanya musik dan budaya, PICA Fest 2025 juga berkomitmen memperkuat ekosistem ekonomi kreatif melalui pelibatan beragam komunitas, mulai dari komunitas clothing, tato, e-sport, otomotif, hingga pelari. Hal ini menunjukkan potensi festival sebagai platform multi-sektor yang mampu mengakomodasi berbagai sub-sektor ekonomi kreatif.

Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendapatkan porsi khusus dalam program Arakultura, sebuah inisiatif kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali. Program ini berfokus pada pengemasan produk arak Bali dengan desain modern dan estetis, sebagai upaya memperkenalkan warisan lokal ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan nilai tambah produk UMKM.

Komitmen terhadap lingkungan juga menjadi prioritas utama PICA Fest. Direktur Utama PT Pica Berempat Belas, Ida Bagus Agung Brahmadiguna atau akrab disapa Gus Tolet, menegaskan bahwa festival ini tidak hanya fokus pada hiburan dan ekonomi, tetapi juga kepedulian terhadap lingkungan.

Untuk itu, dibentuklah PICA Waste Department yang bekerja sama dengan berbagai organisasi lingkungan seperti Bersih-Bersih Bali, PPLH Bali, Tegeh Sari, ACS Ball, Pesona Plastik, dan Daur Ulang.

Seluruh sampah dari festival akan dipilah secara ketat menjadi tiga kategori: organik, anorganik, dan residu. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya PICA Fest untuk menjadi festival berbasis keberlanjutan dan minim limbah di Bali, sekaligus memberikan contoh praktik event yang bertanggung jawab.

Gubernur Wayan Koster, dalam sambutannya, menyampaikan harapan besar agar PICA Fest terus berkembang dan menjadi ikon festival budaya modern Bali di masa depan.

“Selamat dan sukses PICA Fest 2025. Semoga memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Bali,” pungkasnya. Setelah prosesi pembukaan, Gubernur Koster juga menyempatkan diri berkeliling dan mengapresiasi berbagai stand yang ada, termasuk mencoba produk fesyen dari desainer lokal Bali. (*)

Read more

Local News