Sabtu, September 27, 2025

PKB XLVII Berakhir, Komitmen Bali Lestarikan Seni Budaya

Share

PanenTalks, Denpasar – Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 resmi ditutup pada Sabtu (19/7) malam, bersamaan dengan dibukanya Festival Seni Bali Jani (FSBJ) VII Tahun 2025.

Penutupan dan pembukaan dua ajang seni bergengsi ini ditandai dengan pemutaran Padma Asta Dala di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali, oleh Gubernur Bali Wayan Koster.

Dalam sambutannya, Gubernur Koster kembali menegaskan komitmen kuat Pemerintah Provinsi Bali dalam menjaga, melestarikan, dan memajukan seni budaya Bali.

Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh seniman yang secara konsisten berdedikasi dan berinovasi, terbukti mampu menghidupkan panggung PKB dari tahun ke tahun.

Gubernur Koster menilai pelaksanaan PKB tahun ini semakin menunjukkan keberagaman seni berbasis kearifan lokal dan sejarah daerah. Setiap penampilan kelompok seni (sekaa) tidak hanya menghadirkan kesenian yang berakar pada kearifan lokal daerahnya, tetapi juga melibatkan generasi muda dan tua, menciptakan regenerasi yang berkelanjutan.

Antusiasme masyarakat Bali terhadap keberlangsungan seni budaya juga terlihat jelas dari padatnya panggung Ardha Candra di setiap pertunjukan.

“Budaya Bali kuat, Budaya Bali tidak pernah mati karena generasi muda kita terus tumbuh dan menunjukkan keterlibatan nyata, sehingga kita tidak perlu khawatir. Seni dan budaya di Bali akan terus hidup, berkembang, dan diwariskan,” tegas Gubernur Koster.

Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini juga menyoroti kekuatan besar Bali yang terletak pada keunikan budayanya, yang menjadi penopang utama pariwisata dan perekonomian.

Dengan populasi dan wilayah yang relatif kecil, Bali menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang rutin menyelenggarakan dua event seni bergengsi: PKB sebagai wahana seni tradisi dan FSBJ sebagai wadah seni modern-kontemporer.

Melalui PKB dan FSBJ, Bali memiliki dua panggung besar bagi para pelaku seni, masing-masing untuk seni tradisi dan seni modern. Ini merupakan strategi kebudayaan yang konkret dan konsisten dalam memperkuat identitas Bali di tengah arus globalisasi. “Tidak ada pilihan lain bagi Bali jika ingin bertahan.

Satu-satunya cara adalah komit menjaga dan merawat budaya kita. Lewat PKB dan FSBJ, para seniman kita semakin berkualitas, karya-karyanya semakin unik, dan penontonnya semakin banyak. Inilah yang membuat budaya Bali hidup dan akan terus berlanjut,” jelasnya.

Selain menjadi ajang kreativitas seni, PKB XLVII Tahun 2025 juga memberikan dampak positif bagi pelaku ekonomi kreatif, UMKM, dan masyarakat. Hal ini terungkap dalam tatap muka Gubernur Bali dengan para pedagang dan pelaku UMKM selama PKB berlangsung.

Gede Yuta, seorang pedagang kuliner laklak Bali dari Buleleng, mengaku berhasil meraih omzet hampir Rp 100 juta selama sebulan penyelenggaraan PKB.

Senada dengannya, I Wayan Karmen, pelaku UMKM dari Bangli yang menjual produk keben wayang, mencatat omzet Rp 161 juta dengan keuntungan sekitar 30%. Keduanya merasa sangat terbantu dengan fasilitas pameran gratis yang memudahkan interaksi langsung antara penjual dan pembeli.

Antusiasme juga ditunjukkan oleh I Ketut Rasmini (83), seorang pengunjung setia PKB, yang menyatakan kebahagiaannya bisa hadir setiap hari menikmati ragam pertunjukan dari pagi hingga malam. Ia menilai PKB tahun ini semakin berkualitas dan menjadi ajang silaturahmi antara seniman, pelaku budaya, dan masyarakat.

Penutupan PKB tahun 2025 juga dirangkai dengan penyerahan Penghargaan Adi Sewaka Nugraha kepada sembilan seniman atas dedikasi dan kiprah mereka dalam pelestarian seni budaya Bali. Selain itu, diberikan pula hadiah lomba dan sertifikat lembaga seni kepada 22 penerima. Acara ini ditutup dengan pementasan karya kolaboratif Sanggar Seni Kokar Bali bersama SMKN 3 Sukawati.

Tampak hadir dalam acara tersebut Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pamayun, Sekretaris Daerah Provinsi Bali beserta Ibu, anggota Forkopimda Provinsi Bali, Bupati/Walikota se-Bali beserta ibu, pimpinan instansi vertikal, Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov Bali, tokoh adat, budayawan, sastrawan, kelompok seni, serta masyarakat pecinta seni budaya Bali. (*)

Read more

Local News