PanenTalks, Yogyakarta – Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN menegaskan peran strategisnya dalam mencetak sumber daya manusia vokasi unggul di bidang ketenaganukliran. Melalui wisuda tahun akademik 2024/2025, kampus ini meluluskan 74 mahasiswa, dengan 65 di antaranya meraih predikat cumlaude.
Direktur Poltek Nuklir BRIN, Dr. Eng. Zainal Arief, menyampaikan bahwa lulusan tahun ini telah menunjukkan kesiapan dengan kompetensi menyeluruh.
Tidak hanya di bidang teknis, tetapi para alumni memiliki kompetensi melalui sertifikasi industri berskala nasional dan internasional. Ini semua untuk menjawab tantangan masa depan energi nasional.
“Poltek Nuklir menyiapkan SDM yang santun, amanah, dan ekselen, agar mampu berkontribusi nyata di dunia kerja, industri, maupun riset. Mereka bukan hanya siap di bidang teknis ketenaganukliran, tetapi juga memiliki nilai tambah untuk berdaya saing global,” ujar Zainal.
Lulusan dari Poltek itu memperoleh sertifikasi di antaranya Petugas Proteksi Radiasi (PPR), Radiografi Industri Tingkat I, Ultrasonic Testing ASNT Level 2, dan Teknisi K3 Umum dari Kementerian Ketenagakerjaan. Tak hanya itu, mereka juga meraih prestasi nasional dan internasional. Termasuk keterlibatan sebagai finalis di ajang 4th International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2023.
Agenda Energi Nasional
Zainal menambahkan saat ini kampus telah melakukan penyesuaian kurikulum sejak 2024. Ini sebagai bentuk konkret dukungan terhadap agenda strategis energi nasional. Selain itu untuk mengakomodasi kebutuhan kompetensi tenaga vokasi PLTN dan pemanfaatan nuklir lintas sektor.
“Penyesuaian kurikulum ini kami mulai sejak 2024. Dengan demikian pada 2028 sudah ada lulusan dengan kompetensi sesuai kebutuhan pembangunan PLTN maupun pemanfaatan teknologi nuklir untuk industri, pertanian, dan medis,” ujar Zainal.
Menghadapi tantangan di bidang nuklir, Poltek juga menambahkan enam peminatan baru. Ini mencakup berbagai aspek strategis, seperti Pembangkit Energi Nuklir & Analisis Kenukliran, Instrumentasi Medik Nuklir & Teknologi Akselerator, serta Bahan Bakar Nuklir & Produksi Radiofarmaka.
Sementara itu, Prof. Edy Giri Rachman Putra, Deputi SDM dan IPTEK BRIN, menegaskan pentingnya penguatan SDM vokasi dalam mendukung visi besar Indonesia Emas 2045. Menurutnya, Poltek Nuklir punya peran unik yang tak tergantikan di ranah teknologi nuklir nasional.
“Perbedaan Poltek Nuklir adalah fokus pada nuclear technologist, tenaga vokasi yang kompeten mengoperasikan dan memelihara fasilitas nuklir. Peran mereka sangat vital dalam mewujudkan PLTN 2032,” ujarnya.
Edy juga menegaskan bahwa dari sisi kesiapan SDM, Indonesia sejatinya telah memiliki fondasi kuat. Selain lulusan dari kampus vokasi, setiap tahunnya sekitar 300 sarjana bidang nuklir berhasil lulus dari berbagai universitas ternama seperti UGM dan ITB.
“Jadi saya kira, terkait pemenuhan SDM, kita sudah siap untuk memenuhi kebutuhan operasional PLTN tersebut,” kata Edy.
Dengan lulusan yang memiliki kompetensi teknis tinggi dan daya saing global, Poltek Nuklir BRIN menjadi garda terdepan dalam pembangunan energi berbasis nuklir yang aman, andal, dan berkelanjutan di Indonesia. (*)