PanenTalks, Jakarta-Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kembali menegaskan komitmennya untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Dalam acara Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II Tahun 2025 di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Presiden menekankan pentingnya kemandirian pangan di tingkat nasional maupun daerah.
“Saya tidak akan tenang sebelum Indonesia swasembada pangan. Setiap provinsi harus swasembada pangan. Setiap pulau harus bisa berdiri sendiri. Ini kunci kemerdekaan kita,” tegas Presiden Prabowo di hadapan para petani dan pejabat daerah.
Presiden menyatakan bahwa swasembada bukanlah mimpi jika daerah mampu memaksimalkan potensi lokal mereka. Ia mengapresiasi kinerja sektor pertanian yang berada di jalur yang benar menuju kedaulatan pangan.
“Kita sedang menuju pada kedaulatan pangan Indonesia. Sebentar lagi kita bisa dengan gagah menatap muka dunia,” ujar Prabowo dengan penuh keyakinan.
Tak hanya itu, Presiden juga mengungkapkan visinya bahwa Indonesia suatu saat dapat menjadi solusi global atas krisis pangan yang melanda banyak negara.
Sejalan dengan hal tersebut, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren peningkatan produksi pangan nasional. Produksi beras pada Januari hingga Juli 2025 tercatat mencapai 21,76 juta ton, naik 14,49 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, produksi gabah kering giling (GKG) naik 14,93 persen menjadi 37,77 juta ton.
Nilai Tukar Petani (NTP) pun meningkat menjadi 121,15 pada Mei 2025, yang mencerminkan membaiknya daya beli dan kesejahteraan petani.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari berbagai kebijakan afirmatif pemerintah yang penerapannya sudah sejak awal tahun.
“Lonjakan produksi ini adalah hasil kerja konkret di lapangan sesuai arahan Presiden Prabowo. Produksi naik, stok kuat, dan petani untung. Ini sinyal positif bahwa swasembada pangan bukan lagi sekadar wacana, tapi sudah di depan mata,” kata Mentan Amran.
Ia menambahkan bahwa stok beras nasional saat ini telah mencapai lebih dari 4 juta ton, jumlah tertinggi dalam sejarah Indonesia.