PanenTalks, Jakarta-Dua produk makanan unggulan Indonesia, biskuit Nissin dan makanan sehat Verlin, resmi menembus jaringan supermarket besar Malaysia seperti ISETAN, AEON, Lotus, Jaya Grocer, dan Village Grocers.
Keberhasilan ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama kedua eksportir dengan importir Malaysia pada 25 Juni 2025 lalu. Total nilai transaksi dari dua kesepakatan ini mencapai Rp22,63 miliar.
Atase Perdagangan RI Kuala Lumpur, Aziza Rahmaniar Salam, menyampaikan optimisme terhadap daya tarik produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia di pasar Negeri Jiran.
“Konsumen Malaysia semakin percaya terhadap kualitas dan cita rasa produk Indonesia. Nissin dan Verlin adalah contoh konkret bahwa merek-merek lokal kita bisa bersaing di pasar ritel internasional,” ujarnya.
Biskuit Nissin masuk ke Malaysia melalui kesepakatan dagang antara Mamami Shopee Sdn Bhd dari Malaysia dan agregator CV Cirama Sukses Abadi dari Indonesia. Kesepakatan ini mencakup 20 Stock Keeping Unit (SKU) dengan nilai RM 1,2 juta atau setara Rp4,63 miliar per tahun.
Produk Nissin akan dipasarkan di hypermarket unggulan seperti ISETAN KLCC, AEON, Lotus, Jaya Grocer, dan Village Grocers dengan sistem konsinyasi, serta menjajaki penjualan di toko eceran seperti Family Mart dan 7-Eleven.
“Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari promosi produk Indonesia di ISETAN Kuala Lumpur City Center pada 20 Juni hingga 2 Juli 2025,” jelas Aziza.
Sementara itu, produk makanan sehat Verlin masuk pasar Malaysia melalui kerja sama antara Shriyo Ventures Sdn Bhd dari Malaysia dan CV Cahaya Sinar Terang dari Indonesia. Kesepakatan ini mencakup 6 SKU dengan nilai transaksi RM 4,64 juta atau setara Rp18 miliar, berlaku mulai 1 Juli 2025 hingga 1 Juli 2026.
“Masuknya produk Verlin ini merupakan hasil business matching saat pameran dagang Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) pada September 2024,” terang Aziza.
Ia menegaskan komitmen Kementerian Perdagangan RI untuk terus memperluas akses pasar ekspor. “Kami akan terus dorong lebih banyak produk Indonesia untuk hadir di rak-rak supermarket Malaysia,” tegasnya.
Malaysia dinilai sebagai pasar strategis bagi produk mamin Indonesia. Kedekatan geografis, budaya konsumsi yang serupa, serta keberadaan diaspora Indonesia menjadi faktor pendorong utama promosi. Ekspor mamin Indonesia ke Malaysia juga menunjukkan tren positif.
“Pada 2024, nilai ekspor mamin Indonesia ke Malaysia mencapai USD 476,89 juta, naik 27 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Produk seperti mi instan, biskuit, minuman serbuk, kopi, dan suplemen kesehatan menjadi kontributor utamanya,” jelas Aziza.