Selasa, Agustus 19, 2025

Raminten Sajikan Budaya Lokal di Gelaran Jamu, Joke & Jazz

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Raminten Jamu, Joke & Jazz, Diseduh Tanpa Gaduh. Tiga unsur budaya yang unik dan lekat dengan kehidupan masyarakat Yogyakarta, yakni jamu, humor lokal, dan musik jazz, akan menyatu dalam sebuah pertunjukan yang digelar pada 2 Agustus 2025.

Acara hiburan ini memperingati 100 hari wafatnya Hamzah Sulaiman, pendiri Raminten Group. Hamzah sendiri merupakan sosok yang dikenal sebagai tokoh visioner dan penggerak budaya lokal.

Sebagai sosok yang melekat dengan semangat kreatif dan pelestarian budaya, Hamzah telah meninggalkan warisan berharga. Kini warisan itu terus digelorakan melalui berbagai lini bisnis dan kebudayaan di bawah payung Raminten Group.

Salah satu penggagas acara, Eko Bebek, mengatakan acara ini merupakan bentuk penghargaan atas semangat almarhum.

“Hamzah adalah sosok visioner. Dia melihat Raminten bukan hanya tempat makan, tetapi wadah budaya. Jamu, Joke & Jazz adalah cara kami menjaga warisan dan menggaungkan semangat beliau,” ujar Eko, Kamis 24 Juli 2025.

Guyonan Khas Yogyakarta

Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa ide menggabungkan jamu, guyonan khas Yogyakarta, dan musik jazz berangkat dari keseharian Hamzah sendiri.

Jamu sebagai warisan tradisional Nusantara, humor sebagai refleksi kearifan dan kehangatan masyarakat. Sedangkan jazz sebagai simbol kebebasan berekspresi.

“Ini bukan sekadar konser musik. Akan ada interaksi antara penonton, humor khas Yogyakarta, serta sajian jamu tradisional yang diracik langsung oleh ahli. Semua dirangkai menjadi sebuah pertunjukan yang belum pernah ada di Yogyakarta,” ujarnya.

Eko juga menambahkan alasan mengapa unsur humor menjadi bagian penting dari acara ini.

“Raminten punya jamu luar biasa. Ramuan itu oleh tenaga ahli di bidangnya. Kemudian mengapa Joke. Karena Hamzah dan masyarakat sangat menyukai dagelan khas Yogyakarta yang slengekan, ceplas-ceplos dan menghibur. Ini seperti guyonan masyarakat Yogyakarta jika kumpul dalam komunitas. Apalagi guyonan saat ngopi bareng di angkringan,” katanya.

Meski Hamzah telah tiada, semangat dan visinya tetap hidup di tengah masyarakat dan keluarga besar Raminten.

100 Figur Raminten

Acara ini diawali pada Jumat, 1 Agustus 2025 dengan aksi teatrikal dari 100 figur Raminten di lima titik strategis Kota Yogyakarta.

Titik-titik itu yakni di perempatan Jalan Jenderal Sudirman, Gejayan–Condong Catur, Pojok Beteng Wetan–Jalan Parangtritis, Wirobrajan, serta perempatan UGM–Manna Kampus.

Perwakilan manajemen internal Hamzah Batik & Raminten Group, Agung Sanjaya, menjelaskan mereka akan memutar lagu-lagu khas Raminten dalam iringan musik jazz. Selain itu mereka membagikan flyer informasi seputar produk dan kuliner Raminten.

“Puncaknya tepat pukul 17.00 seluruh 100 figur itu berkumpul di Tugu Pal Putih Yogyakarta untuk membagikan bunga sebagai bentuk terima kasih kepada masyarakat,” kata Agung.

Acara puncak akan berlangsung pada Sabtu, 2 Agustus 2025 di Benteng Nata Dharma, The Waroeng of Raminten, Jalan Kaliurang KM 15,5.

Pengunjung mendapat sambutan suasana khas dengan stan jamu dari Omah Jamunya Bu Ratu serta alunan musik siter sebelum pertunjukan utama dimulai.

Acara ini mendapat dukungan dari berbagai penampil seperti Sendratari Cabaret Raminten, Lantai Merah Jazz Collective, Owah Gerr Band, The Asam Garam, Nano Tirto, Wisben Sulap Bocor. Termasuk kolaborasi Eko Bebek–Dibyo Primus Project. (*)

Read more

Local News