PanenTalks, Jakarta – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menegaskan pembangunan Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara, dirancang dengan memperhatikan aspek lingkungan dan kesehatan masyarakat. Fasilitas ini diharapkan menjadi solusi atas persoalan sampah di Ibu Kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menekankan bahwa pembangunan RDF Plant Rorotan bukan sekadar proyek infrastruktur.
“Ini bagian dari upaya menjawab darurat sampah di Jakarta,” ujarnya.
Asep mengakui keresahan warga sekitar pembangunan RDF.
“Kami sangat memahami keresahan warga sekitar. Karena itu, setiap tahap pembangunan dilakukan dengan standar keamanan tinggi serta ruang komunikasi yang terbuka. Tujuannya, agar manfaat fasilitas ini bisa dirasakan bersama, sementara potensi dampak yang dikhawatirkan dapat ditekan semaksimal mungkin,” katanya.
Menurut Asep, Jakarta menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah.
“Satu-satunya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Bantargebang telah mencapai ketinggian 59 meter dan mendekati kondisi over topping. Kalau banjir bisa surut dalam satu hingga dua jam, berbeda dengan sampah. Jika TPA over topping, timbunan tidak akan hilang, malah terus bertambah setiap hari. Kondisi seperti ini pernah terjadi di beberapa daerah, bahkan sampai menimbulkan longsor,” jelasnya.
Untuk mencegah krisis, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan sejumlah strategi. Mulai dari pengurangan sampah di sumber melalui program bank sampah dan budidaya maggot, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih, pengembangan RDF di Bantargebang, hingga pembangunan RDF Plant Rorotan.
“Seluruh upaya itu ditujukan untuk memperlambat laju timbunan sampah agar TPA tidak kolaps,” tegas Asep.
RDF Plant Rorotan ditargetkan beroperasi tahun ini dengan berbagai penyempurnaan penting. Fasilitas tersebut dilengkapi sistem berlapis untuk menjaga kualitas udara.
“Mulai dari pengendalian debu dan gas buang hingga penetralisasi bau. Teknologi ini sudah terbukti efektif digunakan di berbagai fasilitas serupa. Dengan begitu, masyarakat sekitar tidak perlu khawatir terhadap potensi dampak negatif yang mungkin muncul,” urainya.
Asep juga memastikan keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan kenyamanan warga.
“Setiap kebijakan kota tidak boleh menurunkan kualitas hidup masyarakat, termasuk dalam pengoperasian RDF Rorotan. Justru fasilitas ini hadir untuk memperbaiki situasi sampah Jakarta, sekaligus memastikan kesehatan lingkungan tetap terjaga,” paparnya.
Ia berharap RDF Plant Rorotan menjadi tonggak penting pengelolaan sampah berkelanjutan di Jakarta.
“Kami ingin warga tenang, tidak khawatir. RDF Plant Rorotan adalah solusi bersama yang manfaatnya akan dirasakan jutaan orang,” pungkasnya.