Jumat, Juni 20, 2025

Rendang Jadi Strategi Ekspor Unggulan Daerah

Share

PanenTalks, Jakarta-Rendang adalah salah satu jenis produk olahan makanan yang populer di Indonesia bahkan hingga dunia. Kuliner itu juga bisa jadi strategi ekspor unggulan daerah.

Industri penghasil rendang memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang. Bahkan industri kuliner itu dapat menopang roda perekonomian masyarakat dan nasional. 

Oleh karena itu, perlunya kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dengan pelaku industri dan stakeholder lainnya.

Kota Payakumbuh misalnya, telah identik sebagai “The City of Rendang” yang tidak hanya mencerminkan tradisi kuliner masyarakatnya. Payakumbuh juga menunjukkan semangat dan komitmen daerah dalam menjadikan makanan itu sebagai kekuatan ekonomi lokal.

Bahkan, upaya Pemerintah Kota Payakumbuh menjadikan rendang sebagai bagian dari bekal konsumsi jamaah haji asal Indonesia merupakan langkah strategis. Dan langkah itu sangat patut mendapat apresiasi. 

“Ini adalah bentuk diplomasi budaya sekaligus membuka akses pasar global bagi pelaku IKM rendang,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita di Jakarta, Selasa, 13 Mei 2025. Sebelumnya, Dirjen IKMA meresmikan Gedung Fasilitas Produksi IKM Rendang Gadih di Payakumbuh.

Rendang Penguatan Ekspor

Dirjen IKMA menuturkan dalam konteks penguatan ekspor produk kuliner Indonesia, rendang juga berperan penting dalam mendukung program nasional Indonesia Spice Up the World (ISUTW).

Program ini merupakan inisiatif pemerintah meningkatkan ekspor bumbu dan makanan olahan Indonesia hingga USD2 miliar, serta memperluas kehadiran restoran Indonesia di mancanegara.

“Dengan keunggulannya yang autentik dan berbasis rempah, makanan ini menjadi salah satu ikon kuliner yang sangat potensial untuk mempromosikan diri sebagai wajah Indonesia di pasar internasional,” ujar Reni.

Peran Strategi Payakumbuh Bangun Industri Rendang

Dalam membangun ekosistem industri yang kuat dan berkelanjutan, Pemerintah Kota Payakumbuh memainkan peran yang sangat strategis. Salah satunya, pemerintah membangun dan mengembangkan sentra IKM rendang. 

Sentra ini tidak hanya menyediakan fasilitas produksi bersama, tetapi juga menjadi pusat edukasi dan inovasi melalui program School of Randang. Program itu mengajarkan teknik memasak secara autentik dan penerapan standar keamanan pangan sesuai tuntutan pasar global.

“Meski demikian, pengembangan ekosistem IKM menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari ketersediaan dan harga bahan baku, kebutuhan adopsi teknologi produksi agar mutu produk seragam, penerapan standardisasi dan sistem keamanan pangan,” ujarnya.

“Begitu pula kebutuhan akan sarana produksi, sanitasi, dan higienitas tenaga kerja pada beberapa pelaku IKM,” kata Reni.

Kemenperin melalui Ditjen IKMA telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk dapat menjawab tantangan pengembangan ekosistem IKM rendang.

Reni melanjutkan, pihaknya telah mendorong dan melaksanakan berbagai program seperti revitalisasi sentra IKM melalui skema dana alokasi khusus. Selain itu ada restrukturisasi mesin dan peralatan produksi, serta fasilitasi sertifikasi keamanan pangan seperti HACCP dan SNI wajib.

Selain itu, peningkatan  kualitas kemasan produk IKM melalui Klinik Desain Merek Kemas Ditjen IKMA dan Rumah Kemasan di daerah, peningkatan akses pasar melalui kemitraan dengan sektor horeca, ritel hingga industri menengah dan besar. Selain itu ada akselerasi bisnis melalui program Indonesia Food Innovation (IFI) yang mendorong inovasi produk berbasis bahan pangan lokal.

“Dengan berbagai program yang kami jalankan itu, IKM rendang dapat mengembangkan potensi, kapasitas dan kualitasnya dalam bersaing di pasar lokal hingga mampu mencari peluang di pasar global,” kata dia

“IKM Rendang Gadih merupakan salah satu IKM rendang unggulan di Kota Payakumbuh,” jelasnya. (*)

Read more

Local News