PanenTalks, Kulon Progo – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kulon Progo mengagendakan serangkaian kegiatan renovasi dan pembangunan gedung sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayahnya pada tahun 2025.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana PAUD, Pendidikan Non Formal, SD, dan SMP Dikpora Kulon Progo, Dorojatun Kuncoroyakti, menjelaskan saat ini tahapan yang sedang berjalan adalah proses pencarian jasa konstruksi dan lelang, sehingga belum ada aktivitas fisik di lapangan.
Proses tender untuk proyek SMP telah dimulai, sementara tender untuk proyek SD direncanakan akan dilaksanakan pada bulan berikutnya. Seluruh pendanaan untuk kegiatan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kulon Progo tahun 2025.
Pengerjaan teknis untuk renovasi dan pembangunan SMP ditargetkan akan dimulai pada awal Juli, sedangkan untuk SD diperkirakan akan menyusul pada akhir Juli hingga awal Agustus. Dikpora Kabupaten Kulon Progo menargetkan seluruh pekerjaan ini dapat diselesaikan pada bulan November 2025.Berikut daftar SMP Negeri yang akan direnovasi sebagai berikut:
- SMPN 2 Kokap dengan pagu Rp700 juta untuk talud pengaman gedung sekolah.
- SMPN 2 Pengasih dan SMP 5 Wates pagunya Rp1,2 miliar untuk rehab kelas, rehab atap, dengan kondisi rusak sedang
- SMPN 1 Wates pagunya Rp4,8 miliar untuk kelanjutan pembangunan tahap kelima
Sedangkan untuk rehabilitasi SD terdiri dari beberapat paket.
- Rehabilitasi SD paket A, SDN Suroloyo dan SDN Madi Gondo Wetan dengan pagu anggaran Rp580 juta.
- Rehabilitasi SD paket B, SDN Jatiroto dan SDN Sungapan dengan total pagu Rp650 juta.
- Rehabilitasi SD paket C, SD Negeri Grindang, SD Negeri Kemaras, SD Negeri Pantaran, SD Negeri Blubuk dengan pagu Rp825 juta
- Rehabilitasi paket D, SD Negeri Pringtali dengan pagu Rp529 juta.
Selain itu, Dikpora Kulonprogo juga melakukan pembangunan gedung baru untuk SDN Bugel di Panjatan yang pagunya mencapai Rp4,2 miliar.
“SDN Bugel, menjadi yang paling sangat membutuhkan gedung baru lantaran bangunan lamanya sudah tidak bisa digunakan. Kini para siswa bersekolah di dua unit rumah warga yang disewa,” kata Kuncoro. (*)
Editor: Rahmat