Kamis, Juni 26, 2025

RI Membawa Ketertelusuran Produk Perikanan ke Level Dunia

Share

PanenTalks, Nusa Dua – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia atau RI bersama dengan Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST) berkolaborasi untuk mengukuhkan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (Stelina) dengan standar global.

Ini bukan sekadar peningkatan, melainkan sebuah lompatan besar yang akan memastikan setiap produk perikanan dari Tanah Air bebas dari praktik ilegal dan ramah lingkungan, siap menguasai pasar dunia dengan integritas!

“Stelina adalah jawaban inovatif kita. Dengan interoperabilitas antarsistem dan teknologi QR code, Stelina akan merajut integrasi hulu ke hilir, memberikan gambaran utuh tentang perjalanan produk perikanan langsung ke tangan konsumen,” tegas Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Tornanda Syaifullah, saat membuka acara Kick-Off Event Stelina: Advancing Traceability in Tuna and Shrimp Industries di Nusa Dua, Bali, pada Minggu (22/6).

Bayangkan: setiap ekor ikan, dari hasil budidaya yang lestari hingga tangkapan laut yang bertanggung jawab, kini memiliki jejak digital yang transparan. Informasi akurat tentang asal-usul, proses penangkapan, hingga distribusinya akan terekam jelas.

Ini adalah pukulan telak bagi isu-isu miring tentang penangkapan ikan ilegal dan praktik tidak berkelanjutan. Kepercayaan pembeli internasional akan melonjak, dan daya saing produk perikanan Indonesia pun akan terbang tinggi!

Dunia sedang berubah, dan pasar global menuntut lebih dari sekadar kualitas. “Transparansi dan keberlanjutan adalah tuntutan utama saat ini. Konsumen global semakin peduli pada asal-usul ikan, serta bagaimana penangkapan dan budidayanya dapat menjaga kelestarian ekosistem,” lanjut Dirjen Tornanda Syaifullah.

Data berbicara: Ekspor udang Indonesia pada tahun 2024 mencapai USD 1,68 Miliar, menyumbang 28,2% dari total ekspor perikanan kita, dengan Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Uni Eropa, dan ASEAN sebagai tujuan utama.

Sementara itu, ekspor Tuna-Cakalang-Tongkol menembus USD 1,03 Miliar (17,4%), merambah pasar ASEAN, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Timur Tengah. Dengan Stelina, potensi peningkatan angka-angka ini akan semakin terbuka lebar!

Huw Thomas, Executive Director of Global Dialogue on Seafood Traceability, menyambut baik langkah strategis ini. “Integrasi Stelina dengan sistem GDST menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam melindungi sumber daya perikanan berkelanjutan dan menjamin keamanan pangan bagi masyarakat global,” ungkapnya penuh apresiasi.

Senada dengan itu, Janti Juari, Ketua Asosiasi Penangkapan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI), juga melihat Stelina berstandar global sebagai “angin segar” yang akan mendongkrak nilai perdagangan, khususnya untuk udang dan tuna Indonesia di kancah internasional.

Langkah ini selaras dengan visi besar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang berkomitmen penuh menjalankan program Ekonomi Biru. Tujuannya jelas: menjaga keberlanjutan ekologi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Memastikan praktik penangkapan dan budidaya perikanan yang ramah lingkungan adalah inti dari komitmen tersebut.

Dengan Stelina, Indonesia tidak hanya menawarkan produk perikanan kelas dunia, tetapi juga sebuah jaminan: jaminan kualitas, jaminan keberlanjutan, dan jaminan kepercayaan. Ini adalah era baru bagi perikanan Indonesia, yang siap bersinar di panggung global! (*)

Read more

Local News