Sabtu, September 27, 2025

Samskerti Bhumi Jana: Harmoni Abadi di Festival Desa Penglipuran

Share

PanenTalks, Bangli – Festival Desa Penglipuran XII 2025. Mengusung tema sarat makna, “Samskerti Bhumi Jana: Harmoni Menuju Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif,” festival ini akan memukau selama tiga hari penuh, mulai 10 hingga 12 Juli 2025.

Lebih dari sekadar pameran seni, festival tahunan ini adalah perwujudan nyata filosofi Tri Hita Karana. Ajaran kuno Bali ini menyerukan terciptanya harmoni antara manusia dengan sesama, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.

Melalui tema “Samskerti Bhumi Jana,” Desa Penglipuran ingin menggaungkan kembali pentingnya harmoni esensial ini dalam membangun pariwisata yang tidak hanya lestari secara ekologis, tetapi juga adil dan merangkul secara sosial.

“Festival Desa Penglipuran adalah jantung identitas kami,” ujar Wayan Sumiarsa, Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran, dengan nada penuh kebanggaan.

“Ini adalah bentuk syukur kami atas berkah yang diberikan, sekaligus ajakan tulus kepada dunia untuk bersama-sama melestarikan warisan leluhur kami demi generasi yang akan datang.” katanya.

“Melalui setiap tarian, alunan gamelan, dan karya seni, kami berharap dapat menyebarkan pesan perdamaian, keharmonisan, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan semangat harmoni, kami berharap Festival Desa Penglipuran menjadi model pengembangan pariwisata di daerah lain, sekaligus memperkuat posisi kami sebagai destinasi wisata yang bertanggung jawab dan berwawasan masa depan.”

Jadwal Padat Penuh Makna: Dari Gebogan hingga Barong Macan
Kamis, 10 Juli 2025: Hari Harmoni Keseimbangan Alam dan Spiritual
Pagi hari akan diramaikan dengan Lomba Gebogan di Pewaregan Pura Penataran, menampilkan keindahan artistik persembahan buah dan bunga khas Bali. Kemeriahan berlanjut dengan Opening Ceremony yang megah di Jabe Pura Penataran, dibuka dengan pertunjukan tari Legong Mesatya, Kolosal Tari Gabor, dan Parade Gebogan.

Acara ini akan dihadiri pejabat dari Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup, Pejabat Provinsi Bali, hingga Kabupaten Bangli, melibatkan 100 siswi SMP, seniman lokal, serta seluruh masyarakat. Sore harinya, perhatian akan beralih ke Penilaian Penjor di Tugu Pahlawan, merefleksikan kreativitas masyarakat dalam menyambut Hari Raya Galungan. Puncak malam ditutup dengan Pengumuman Juara Penjor dan Hiburan Budaya Bali.

Jumat, 11 Juli 2025: Hari Kreativitas, Edukasi, dan Spirit Komunitas

Hari kedua didedikasikan untuk menumbuhkan kreativitas dan kebersamaan. Pagi hari akan menjadi arena bagi Lomba Mewarnai di Tugu Pahlawan, mengajak anak-anak mengekspresikan imajinasi mereka sambil mengenal budaya Bali. Sepanjang hari, berbagai seni pertunjukan budaya dan musik lokal Bali akan memanjakan telinga dan mata. Malam hari akan ditutup dengan Hiburan Budaya Bali lainnya.

Sabtu, 12 Juli 2025: Puncak Perayaan, Pelestarian Seni, dan Apresiasi Budaya

Festival akan mencapai puncaknya dengan Lomba Tari Barong Macan di Pasar Pelipurlara, menampilkan tarian ikonik Bali yang dinamis. Festival XII juga memfasilitasi para pelaku UMKM lokal, baik kuliner maupun kerajinan tangan, memberikan dampak ekonomi langsung dan menjadi daya tarik bagi pengunjung. Sebagai penutup yang berkesan, Hiburan Musik Lokal akan menghibur pengunjung di Tugu Pahlawan, menciptakan suasana akrab dan ceria.

Penglipuran: Model Pariwisata Berbasis Masyarakat yang Mendunia
Festival ini bukan hanya sarana promosi dan rekreasi, tetapi juga wadah untuk melestarikan seni, budaya, dan lingkungan, sekaligus meningkatkan kompetensi kepariwisataan masyarakat. Desa Wisata Penglipuran menerapkan sistem pariwisata berbasis masyarakat yang memberdayakan warganya dalam pengambilan keputusan dan pembagian manfaat. Sistem ini telah terbukti mampu menciptakan lapangan pekerjaan, peluang usaha, dan meningkatkan martabat masyarakat terhadap desanya.

Tahun 2024 saja, Desa Penglipuran mencatat kunjungan fantastis: 1.023.750 wisatawan (domestik dan mancanegara), dengan rata-rata 2.652 pengunjung per hari! Citra sebagai salah satu dari tiga desa terbersih di dunia, ditambah penghargaan “One of The Best Tourism Villages in The World” dari UNWTO (United Nations World Tourism Organization) pada tahun 2023, semakin mengukuhkan popularitasnya sebagai destinasi wisata unggulan.

Promosi dan kolaborasi pentahelix adalah strategi berkelanjutan yang diimplementasikan salah satunya melalui festival tahunan ini.
“Kami mengundang seluruh wisatawan domestik dan internasional, serta seluruh lapisan masyarakat, untuk datang dan merasakan langsung pengalaman mendalam dalam harmoni Desa Penglipuran,” ajak Wayan Sumiarsa.

“Mari kita bersama-sama menjadi bagian dari upaya pelestarian seni, budaya, dan lingkungan kami, sekaligus mendukung pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif yang akan menjadi warisan berharga bagi masa depan. (*)

Read more

Local News