PanenTalks, Denpasar – Hiruk pikuk persiapan Hari Suci Galungan dan Kuningan terasa semakin kental di Denpasar. Di tengah kesibukan warga mencari berbagai perlengkapan upacara dan kebutuhan sehari-hari, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kembali hadir membawa oase harapan.
Balai Banjar Abian Kapas Kelod, Kelurahan Sumerta, Denpasar Timur, pada Rabu (16/4) lalu, menjadi saksi digelarnya pasar murah yang dinanti-nantikan.
Di bawah hangatnya Mentari pagi, I Gusti Bagus Aditia Wardhana, Plt. Kabid Bidang Metrologi dan Tertib Niaga Disperindag Kota Denpasar, hadir bersama jajarannya.
Sorot matanya memancarkan harapan, selaras dengan tujuan mulia di balik gelaran pasar murah ini: meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang bersahabat.
Lebih dari sekadar transaksi jual beli, pasar murah ini adalah wujud kepedulian pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi, memastikan setiap keluarga dapat menyambut hari raya dengan hati lega.
Sinergi apik terjalin dalam kegiatan ini. Perusahaan Daerah Pasar Sewakadarma, Bulog, dan sejumlah UMKM lokal bahu-membahu menyajikan beragam kebutuhan. Karung-karung beras berkualitas, botol-botol minyak sayur, hingga produk-produk esensial menyambut para pembeli.
Aroma dupa yang khas, warna-warni jajanan tradisional, suguhan olahan daging babi yang menggugah selera, serta kesegaran buah-buahan lokal seperti anggur hijau, mangga, dan buah naga, semuanya tersedia dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Harga-harga yang ditawarkan seolah menjadi angin segar bagi dompet warga. Beras C4 kemasan 5 kg dibanderol Rp. 64.000, beras merk HTJ 5 kg seharga Rp. 70.000, dan kemasan 10 kg hanya Rp. 139.000. Sementara itu, kebutuhan jelang Galungan dan Kuningan pun tak kalah menarik: anggur hijau segar per kotak hanya Rp. 50.000, mangga manis Rp. 35.000 per kilogram, dan buah naga yang kaya vitamin seharga Rp. 15.000 per kilogram.
“Kami sungguh berharap kegiatan pasar murah dalam menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan ini dapat benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar I Gusti Bagus Aditia Wardhana dengan nada tulus. “Tentu saja, dengan harga yang terjangkau, kami ingin meringankan beban pengeluaran mereka.”
Di tengah ramainya transaksi, senyum sumringah terpancar dari wajah Putu Ananta, salah seorang warga yang berbelanja. “Saya sangat terbantu dengan adanya pasar murah di Banjar Abian Kapas Kelod ini,” ungkapnya dengan mata berbinar.
“Apalagi dalam persiapan jelang Hari Suci Galungan dan Kuningan ini, kami sebagai masyarakat dapat mendapatkan kebutuhan penting seperti buah, jajan, dan dupa dengan harga yang lebih bersahabat. Ini sangat membantu!”
Kisah di Balai Banjar Abian Kapas Kelod ini adalah secuil gambaran tentang bagaimana pemerintah hadir di tengah denyut nadi kehidupan masyarakat. Pasar murah bukan hanya tentang harga yang lebih rendah, tetapi juga tentang harapan, kebersamaan, dan semangat menyambut hari suci dengan lebih ringan.
Di tengah persiapan yang terkadang memberatkan, hadirnya pasar murah menjadi oase yang menyejukkan, menguatkan ikatan sosial, dan memastikan tradisi Galungan dan Kuningan tetap dapat dirayakan dengan khidmat oleh seluruh lapisan masyarakat Denpasar. (*)