Sabtu, September 27, 2025

Semangat Iman dan Nasionalisme di Serenade Pesparani Bantul

Share

PanenTalks, Bantul – Suara agung “Hymne Jubileum 2025” membahana megah dari dalam Gereja Santo Paulus Pringgolayan, Banguntapan, Sabtu malam kemarin. Mengikuti kemudian “Mars Keuskupan Agung Semarang” yang dipersembahkan dengan penuh khidmat oleh Paduan Suara Paroki Santo Paulus Pringgolayan.

Dua lantunan rohani yang memesona ini menjadi pembuka gelaran Serenade Pesparani (Pesta Paduan Suara Gerejani) Bantul tahun 2025, sebuah perayaan iman yang dipadukan dengan kecintaan pada tanah air.

Acara tahunan yang selalu dinanti ini menarik lima kontingen berbakat, mewakili Paroki Santo Paulus Pringgolayan, Paroki Pugeran (Wilayah Padokan-Sempu), Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Paroki St. Theresia Sedayu, dan Paroki Santo Yakobus Bantul. Mereka semua datang dengan semangat yang membara untuk menunjukkan talenta dan dedikasi.
Setiap kontingen memukau hadirin dengan penampilan empat lagu rohani yang menyentuh jiwa, disusul dengan satu pertunjukan kesenian rohani yang penuh kreativitas.

Dua lagu disajikan dalam harmoni paduan suara yang memukau, sementara dua lainnya dibawakan secara solo, menampilkan kekuatan vokal individu. Kebebasan berkreasi dalam segmen kesenian memungkinkan setiap paroki menumpahkan inovasi dan keunikan budayanya.

Ketua Panitia Serenade Pesparani Bantul 2025, Andriana Wulandari, menegaskan bahwa gelaran ini jauh melampaui sekadar agenda rutin tahunan. “Lewat Pesparani, kita dalami kembali keimanan kita sekaligus kecintaan kita kepada bangsa dan negara,” ujarnya

Implementasi kecintaan kepada bangsa dan negara tercermin dari kostum dan penampilan kesenian dari setiap paroki. Masing-masing kontingen membawa unsur aneka ragam adat budaya Indonesia.

Selaras dengan hal ini, Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta yang membuka langsung Serenade Pesparani 2025 menuturkan, Paduan Suara tak ubahnya nilai-nilai yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika.

“Hidup berBhineka Tunggal Ika itu seperti paduan suara. Ada yang sopran, bas, alto. Tapi ketika menyanyikan lagu yang sama, hasilnya adalah harmoni. Ini terjadi bukan karena kesamaan, tapi karena keragaman,” ujar Aris.

Sementara itu, salah satu peserta Serenade Pesparani Bantul 2025, Patricia (12), merasa senang dan semangat. Peserta dari kontingen Paroki Santo Yakobus Bantul ini membawakan lagu rohani Tuhan Tahu.

“Ini tahun kedua saya ikut. Lebih deg-degan. Tahun ini juga lebih meriah. Kalau persiapannya, latihan lebih sering dari biasanya,” ungkapnya.

Selain itu, Patricia berharap kegiatan Serenade Pesparani terus maju dan berkembang di tahun-tahun mendatang. (*)

Editr: Rahmat

Read more

Local News