PanenTalks, Semarang – Duta besar dari sembilan negara bakal menghadiri Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025 di Jakarta pada 29 Juli.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, CJIBF nanti berisi paparan investasi dari berbagai daerah di Jateng, termasuk kawasan industri serta keunggulan daerah.
“Dilanjutkan penandatanganan MoU bahkan sampai SPK jika diperlukan bentuk kerjasama bisa bervariasi, termasuk business to business (B to B),” kata dia, Kamis 24 Juli 2025.
Duta besar meliputi Jepang, Korea Selatan, Singapura, Tiongkok, Malaysia, Belanda, India, Thailand dan Australia.
Tema tahun ini adalah “Investasi Inklusif dan Berkelanjutan Dalam Mendukung Pangan dan Energi Terbarukan”. Tema ini sebagai wujud komitmen Jawa Tengah dalam menciptakan iklim investasi ramah lingkungan. Selain itu, berdampak pada penguatan ketahanan pangan serta energi terbarukan.
Sejumlah penekanan investor harus menanamkan modalnya di Jateng.
“Pertama, tersedia kawasan industri yang berjumlah hampir 11. Keberadaan kawasan industri mempermudah dan mempercepat realisasi usaha, jika mempertimbangkan perihal perizinan,” kata dia.
Pemprov Jateng, kata dia, sudah ada one gate system terkait perizinan. Alasan kedua, kawasan industri di Jateng sudah merambah sektor industri terbarukan. Hal ini besar kemungkinan akan menjadi daya tarik tersendiri. Ketiga, Jawa Tengah memiliki lahan luas serta upah tenaga kerja kompetitif.
Ahmad Luthfi mempersilakan para investor menanamkan modalnya sesuai dengan potensi di Jateng. Dari 35 kabupaten/ kota di Jateng memiliki kekhasan. Mulai dari garmen, pertanian, makanan hingga aksesoris.
Momen ini sebagai langkah awal juga untuk mengembangkan program sister province dengan wilayah lain. Kerjasama itu bisa saling menguntungkan untuk keduabelah pihak.
Sementara itu untuk investasi pada triwulan pertama 2025 di Jateng cukup menjanjikan karena mencapai Rp21,7 Triliun. Menariknya, investasi masuk di Jateng adalah padat karya sehingga menyerap hampir 100 ribu tenaga kerja. (*)

