PanenTalks, Gunungkidul – Peran vital penyuluh pertanian dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional kembali mengemuka. Bertempat di Gunungkidul, Yogyakarta, Seminar Nasional Kebangkitan Peran Penyuluh Pertanian sukses digelar, menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian Pekan Daerah (PEDA) XVII Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) DIY.
Seminar yang penuh gairah ini merupakan inisiasi kolaboratif antara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kabupaten Gunungkidul. Tak hanya itu, acara ini juga menjadi pemantik semangat awal bagi kontingen DIY yang akan berlaga di Pekan Nasional KTNA di Gorontalo dalam waktu dekat.
Ketua Perhiptani DIY, Ir. Asikin Chalifah, menegaskan tujuan mulia di balik kegiatan ini. “Seminar ini bertujuan membangkitkan kembali semangat dan peran aktif penyuluh pertanian sebagai garda terdepan dalam mendukung swasembada pangan yang berkelanjutan,” ujar Ir. Asikin dalam seminar yang digelar di Auditorium TBG, Kamis (19/6/2025).
Lebih lanjut, Ir. Asikin menyatakan bahwa poin-poin penting yang dihasilkan dari seminar ini akan dibawa ke tingkat nasional. “Hasil seminar ini akan kami bawa ke tingkat nasional sebagai bahan masukan dalam Rapat Kerja Nasional DPP Perhiptani pada Juli mendatang,” pungkasnya, menandakan komitmen kuat untuk membawa suara penyuluh pertanian DIY ke kancah yang lebih luas.
Asikin menambahkan, masukan dari seminar ini diharapkan mampu mengisi ruang-ruang strategis dalam perumusan kebijakan pertanian nasional, termasuk dalam upaya percepatan swasembada pangan yang tengah digencarkan oleh Kementerian Pertanian.
Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto yang turut hadir dan membuka seminar menyampaikan apresiasi atas inisiatif Perhiptani. Ia menegaskan pentingnya keberadaan penyuluh sebagai agen perubahan dalam ekosistem pertanian nasional.
Menurunya, penyuluh pertanian memegang peranan sentral sebagai jembatan antara kebijakan dan praktik lapangan. Mereka adalah motor transformasi pengetahuan dan inovasi di tingkat akar rumput.
“Di tengah tantangan geografi seperti Gunungkidul, peran penyuluh sangat krusial untuk memastikan keberhasilan program ketahanan pangan,” tegas Joko.
Ia juga menyampaikan komitmen Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam memperkuat ekosistem pertanian melalui peningkatan kapasitas SDM penyuluh, digitalisasi pertanian, dan kolaborasi lintas sektor.
Selain seminar, dalam rangkaian kegiatan PEDA XVII KTNA DIY juga digelar Temu Petani Milenial yang secara khusus membidik generasi muda. Dalam forum ini, Joko Parwoto mendorong kaum muda, khususnya generasi Z, untuk memanfaatkan teknologi dalam mewujudkan pertanian berbasis digital.
“Petani milenial harus menjadi motor baru pertanian kita. Teknologi adalah alat, namun semangat dan kreativitas anak muda adalah kuncinya. Mari kita ubah wajah pertanian menjadi lebih modern, produktif, dan berkelanjutan,” ujarnya memberi semangat.
Seminar ini dihadiri oleh ratusan penyuluh, praktisi, dan akademisi dari berbagai daerah di DIY, dan menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali peran penyuluh pertanian dalam menjawab tantangan pangan nasional di masa depan. (*)
Editor: Rahmat