PanenTalks, Jakarta-Indonesia, produsen nanas terbesar dunia pada 2024 dengan produksi 3,15 juta ton, mulai menggarap potensi limbah daun nanas menjadi serat daun (leaf fiber) untuk industri tekstil ramah lingkungan.
“Serat daun ini semakin banyak peminat, baik di industri fesyen maupun non-tekstil,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi, Minggu (25/5).
Menurutnya, serat daun menawarkan solusi ramah lingkungan, mudah terurai, dan bernilai ekonomi tinggi. Selain mengurangi pembakaran limbah, upaya ini juga menciptakan green jobs di sentra produksi nanas.
Andi menyebut kerja sama dengan BBSPJI Tekstil Bandung dan Pemprov Kalimantan Timur terlaksana untuk membina petani lokal. Sebanyak 14 petani mengikuti pelatihan pengolahan serat di Bandung. Kepala BBSPJI Tekstil, Cahyadi, menegaskan pembinaan mencakup teknologi, standar mutu, dan strategi pasar.
Pemerintah berharap inisiatif ini memperkuat hilirisasi industri dan memperluas ekosistem industri berkelanjutan di Indonesia.
Sementara, Kepala BBSPJI Tekstil, Cahyadi, menjelaskan bahwa 14 petani nanas dari Kalimantan Timur telah mengikuti bimbingan teknis di fasilitas Testbed Pengolahan Serat Alam milik BBSPJI Tekstil Bandung.
“Pembinaan ini tidak hanya fokus pada teknologi dan mesin, tetapi juga pada peningkatan kapasitas dalam menciptakan rantai nilai serat nanas,” terang Cahyadi. Ia juga menekankan pentingnya memahami prediksi permintaan pasar, standar mutu, dan pengembangan produk unggul yang kompetitif.