Rabu, Juni 18, 2025

Setelah Hapus Ucapan Duka, Israel Tidak Mengirim Pejabat Senior ke Pemakaman Paus Fransiskus, Buntut Kecewa Dukungan pada Palestina?

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Israel memutuskan untuk tidak mengirim pejabat tinggi negara dalam pemakaman Paus Fransiskus akan digelar, Sabtu, 26 April 2025. 

Keputusan ini menimbulkan kontras yang mencolok dibandingkan dengan pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2005, dihadiri oleh Presiden Israel, menteri luar negeri, kepala rabbi, dan hakim Mahkamah Agung.

Alih-alih mengirim perwakilan setingkat tinggi, pemerintah Israel hanya mengutus duta besarnya untuk Vatikan. Keputusan ini tidak luput dari kritik tajam, terutama dari komunitas Katolik di Israel dan Gereja Katolik di Yerusalem. 

Mereka menyayangkan sikap Israel terkesan enggan menunjukkan duka secara resmi atas wafatnya pemimpin tertinggi umat Katolik dunia.

Menurut laporan dari Haaretz, kekecewaan ini berasal dari latar belakang sikap Paus Fransiskus secara terbuka menyuarakan dukungan terhadap rakyat Palestina selama konflik Israel-Gaza. 

“Patriark Latin Yerusalem adalah seorang pria yang sangat menyadari apa yang sedang terjadi, dan itu pasti telah sampai ke kepala gereja,” ujar seorang pejabat senior gereja kepada Haaretz.

Kontroversi semakin memanas setelah akun media sosial milik Kementerian Luar Negeri Israel sempat mempublikasikan ucapan belasungkawa untuk Paus, namun tak lama kemudian dihapus. Pesan tersebut berbunyi, 

“Beristirahatlah dalam damai, Paus Fransiskus. Semoga kenangannya menjadi berkat.”

Tindakan penghapusan tersebut memicu banyak pertanyaan dari publik. Dalam klarifikasinya kepada The Jerusalem Post, seorang pejabat Kemenlu Israel mengatakan bahwa pesan itu diunggah karena sebuah kesalahan. 

“Kami menanggapi pernyataan Paus yang menentang Israel dan perang selama hidupnya, dan kami tidak akan melakukannya setelah kematiannya. Kami menghormati perasaan para pengikutnya,” jelas mereka.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap memilih diam dan belum memberikan pernyataan resmi mengenai meninggalnya Paus Fransiskus. 

Diamnya para pejabat tinggi Israel semakin memperkuat kesan bahwa hubungan diplomatik dan simbolik antara Vatikan dan Israel tengah mengalami ketegangan.

Beberapa tokoh publik Israel bahkan melontarkan pernyataan lebih tajam. 

Mantan duta besar Israel untuk Italia, Dror Idar secara terbuka menyatakan, Israel sebaiknya tidak mengirimkan wakil dalam pemakaman Paus karena menurutnya, Paus Fransiskus “menghasut antisemitisme”.

Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal lantang dalam membela hak-hak rakyat Palestina, terutama di tengah agresi militer Israel terhadap Jalur Gaza. 

Dalam pidato terakhirnya pada Hari Raya Paskah, Paus menyerukan gencatan senjata dan mengecam keras “situasi kemanusiaan yang menyedihkan” akibat perang yang berlangsung.

Bahkan saat menyampaikan berkat Paskah dari balkon Basilika Santo Petrus, Paus secara terang-terangan mengkritik agresi militer Israel. 

Berkat tersebut dibacakan oleh ajudannya karena kondisi kesehatannya menurun. 

Namun pesan kuatnya mendapat pujian luas dari dunia internasional dan komunitas pro-Palestina, termasuk dari warga Gaza yang membanjiri media sosial dengan ucapan duka dan penghormatan.

Pengumuman Vatikan tentang wafatnya Paus Fransiskus pada Senin pagi pun disambut dengan reaksi beragam di Israel. 

Beberapa politisi dan pengguna media sosial justru menanggapi dengan nada sinis atau bahkan merayakan, alih-alih menunjukkan belasungkawa, lantaran kritik-kritik tegas Paus terhadap Israel dianggap sebagai bentuk keberpihakan terhadap Palestina.

Dengan berbagai reaksi dan dinamika tersebut, absennya pejabat tinggi Israel dalam pemakaman Paus Fransiskus bukan hanya menjadi sorotan diplomatik, tetapi juga menandai keretakan semakin dalam antara Vatikan dan Israel di tengah konflik kemanusiaan yang terus berlangsung di Timur Tengah.

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News