PanenTalks, Jakarta-Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed. menerima audiensi perwakilan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) bersama Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara, di kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta, (7/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Abdul Mu’ti menyambut positif pemaparan dan rencana kerjasama antara Kemendikdasmen dan kedua stakeholder ini.
“Alhamdulillah sudah berlangsung pertemuan dengan APKASI dan Yayasan Adiluhung untuk rencana kerjasama dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia khususnya dalam peningkatan kompetensi dan kualifikasi guru. Mudah-mudahan nanti bisa ditindaklanjuti dalam bentuk MOU untuk bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan melalui kualitas para guru sebagai agen pembelajarannya,” kata Mendikdasmen, saat ditemui usai kegiatan.
Saat ini, pemerintah melalui Kemendikdasmen mengusung beberapa program untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, termasuk dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) yakni guru dan peserta didik. Salah satu program yang sedang berjalan adalah Hari Belajar Guru.
“Guru tidak harus mengajar 24 jam. Jadi boleh sekurang-kurangnya 16 jam per minggu. Kekurangannya sampai 24 jam itu bisa dipakai untuk pelatihan dan guru jadi pendamping murid terutama bagi yang sifatnya pendampingan akademik atau pengembangan minat atau hal-hal yang sifatnya personal itu, dalam rangka penguatan pendidikan karakter kita. Dan memang menjadi salah satu jalan keluar bahwa banyak guru yang kekurangan jam belajar juga,” ujar Mendikdasmen.
Senada dengan pernyataan Mendikdasmen, Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara Dr. Suyoto mengungkapkan, sewaktu menjabat sebagai Bupati, salah satu perusahaan energi menyalurkan dana CSR dengan membuat rumah pusat belajar guru, serta membiayai pendidikan terutama untuk guru.
“Kenapa? kalau gurunya benar, bisa mengajar dengan nyaman, maka muridnya akan tumbuh lebih baik. Saya pikir waktu saya di APKASI, orang yang mendapat peluang itu dan industri yang mau melakukan kegiatan seperti ini banyak,” jelas Suyoto.
Persoalan lainnya yang menjadi kendala dalam dunia pendidikan adalah jenjang sarjana yang harus dimiliki guru untuk bisa mendapar sertifikat. “Masih banyak di daerah kami yang guru-gurunya belum S1, ini yang perlu menjadi perhatian kita,” ucap Ketua Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara Dra. Siti Nur Khayati.
Inilah yang menjadi salah satu landasan Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara turut memajukan pendidikan Indonesia melalui SDM berkualitas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2945.
“Sudah ada 125 daerah, saya turun langsung. Kalau tidak begitu bagaimana kita bisa menatap Indonesia Emas 2045. Oleh sebab itu, APKASI meminta dukungan kepada pemerintah untuk melaksanakan program beasiswa dan peningkatan kualitas SDM,” ungkap Dewan Pembina APKASI dan Dewan Penasihat Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara Drs. Sokhiatulo Laoli.
Laoli menambahkan, Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara sebagai mitra kerja APKASI sudah bersama sejak 2015. Menurutnya, pelaksanaan teknis akan melalui Adiluhung dengan program beasiswa ke perguruan tinggi luar negeri seperti Cina dan Turki, juga pelatihan untuk mata pelajaran yang sulit seperti Matematika dan Bahasa Inggris.
“Pelatihan dan pembelajaran Matematika yang diberikan luar biasa. Apalagi Bahasa Inggrisnya. Beberapa kali siswa mendapat penghargaan kategori coding, ” ungkap Staf Ahli bidang pendidikan APKASI Dr. Himmatul Hasanah.
Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara merupakan pionir dalam bidang pendidikan kreatif dan pelatihan sumber daya manusia, menyediakan program pelatihan inovatif kekinian, serta berkelanjutan.