Minggu, Agustus 17, 2025

Siswa Diduga Keracunan, SMP Muhammadiyah 3 Belajar Daring

Share

PanenTalks, Sleman – Insiden dugaan siswa keracunan makanan massal, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, Sleman, mengambil langkah cepat. Sekolah menerapkan pembelajaran daring untuk seluruh siswa.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Nurika Ratna, menyatakan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari upaya pemulihan kondisi siswa.

Insiden dugaan skeracunan itu mengakibatkan total 83 siswa dari berbagai jenjang kelas yang terdampak. Menurut dia, kebijakan ini juga sudah mendapatkan persetujuan dari Dinas Pendidikan dan pihak yayasan sekolah.

“Karena kondisi anak-anak masih ada yang belum pulih dari yang terdampak kemarin. Kami memutuskan sejak Jumat untuk (pembelajaran) daring. Ini juga sudah atas seizin dari Dinas Pendidikan untuk pemulihan kondisi anak-anak,” ujar Nurika.

Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa sekolah tampak lengang tanpa aktivitas setelah ada kasus siswa keracunan. Tak terlihat satu pun siswa hadir di lingkungan sekolah hingga siang hari.

Nurika menegaskan meski siswa tidak datang ke sekolah, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan secara daring. Guru-guru tetap aktif memberikan tugas dan materi pelajaran kepada siswa dari rumah.

“Dampaknya memang di semua kelas. Di kelas 7, 8 dan 9. Jadi karena berdampak di semua kelas akhirnya kita putuskan untuk daring,” kata dia melanjutkan.

Durasi penerapan pembelajaran daring sendiri masih bersifat situasional. Pihak sekolah melakukan evaluasi harian menggunakan Google Form yang disebar ke orang tua siswa. Hasil dari pemantauan tersebut akan menentukan apakah pembelajaran daring perlu diperpanjang.

“Kami masih melihat dulu perkembangannya. Kami juga membagikan pantauan dari Google Form anak-anak bagaimana kondisinya. Kalau memang hari ini sudah fit, Insya Allah sudah masuk kembali,” katanya.

“Tetapi kalau ada sebagian besar yang belum pulih ya mungkin sampai Jumat. Insya Allah Senin sudah normal kembali,” ujar Nurika menambahkan.

Untuk kondisi terkini para siswa yang sempat mengalami gejala, Nurika menjelaskan bahwa sebagian besar sudah menunjukkan tanda-tanda membaik. Namun, masih ada beberapa siswa yang mengalami diare ringan dan dua lainnya masih menjalani observasi di RSUD Sleman.

“Kalau update terbaru sudah mulai membaik, sudah berangsur membaik, tinggal pemulihan saja,” jelasnya.

Di tempat terpisah, Kepala SMP Muhammadiyah 3 Mlati, Yulia Rachmawati, membenarkan kebijakan pembelajaran daring ini.

Yulia juga menegaskan bahwa pihak sekolah telah memutuskan untuk menghentikan sementara distribusi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebagai bentuk kehati-hatian dan upaya menghindari trauma lanjutan di kalangan siswa.

“Beberapa hari ke depan, kami akan hentikan dulu sambil menunggu nanti ada evaluasi lebih lanjut dari SPPG atau perbaikan dan upaya penjaminan supaya bahwa nanti semua [makanan MBG yang didistribusikan ke sekolah] aman,” ujar Yulia.

Ia menambahkan bahwa beberapa siswa menunjukkan reaksi traumatis, bahkan menolak kiriman makanan MBG ke sekolah pasca-insiden.

“Terus terang tadi begitu MBG nya datang, anak-anak menolak dan kami dari guru juga khawatir karena yang kasus ini kan belum jelas gitu ya,” imbuhnya.

SMP Muhammadiyah 3 Mlati bukan satu-satunya sekolah yang terdampak. Ada dua sekolah lain yakni SMP Muhammadiyah 1 Mlati dan SMP Pamungkas yang mengalami kejadian serupa. Total keseluruhan ada 178 siswa yang mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari program MBG. (*)

Read more

Local News