PanenTalks, Yogyakarta – Di jantung Bandara Adisutjipto Yogyakarta, denyut kesiapsiagaan bergelora! PT Angkasa Pura Indonesia dengan gagah berani menggelar Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) 2025, sebuah panggung aksi nyata yang membentang di Terminal A hingga area sisi udara pada Rabu (30/4).
Bukan sekadar rutinitas, gelaran ini adalah napas kehidupan yang wajib dihembuskan setiap 2 atau 3 tahun sekali.
Lebih dari sekadar kepatuhan terhadap Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 479 tahun 2015, kegiatan ini adalah pembuktian nyali dan ketangguhan seluruh garda terdepan bandara.
Setiap personel diasah ketajamannya, setiap Standard Operating Procedure (SOP) diuji ketepatannya, demi satu tujuan mulia: memastikan keselamatan jiwa dan kelancaran operasional saat badai darurat menerjang.
General Manager Bandara Adisutjipto, Wibowo Cahyono Soekadi, mengatakan, Latihan PKD tersebut mencakup dua jenis latihan, yakni latihan berskala kecil (table top) dan berskala besar yakni simulasi kecelakaan pesawat terbang (Aircraft Accident Exercise) dan simulasi kebakaran gedung (Fire Building Exercise).
“Latihan dilakukan dengan skenario realistis yang mencakup proses evakuasi, pemadaman api, pertolongan pertama pada korban hingga koordinasi tim dalam pengendalian situasi,” ujar Wibowo Cahyono Soekadi.
Dalam Aircraft Accident Exercise, diuji kemampuan personel dan dokumen SOP yang berlaku dalam simulasi penerbangan Koala Air dari Halim Perdana Kusuma menuju Adisucipto, Pesawat ATR 72-600 ini membawa 54 penumpang dan 4 orang crew take off pada pukul 07.30 WIB dengan kondisi cuaca cerah.
Namun pada pukul 08.24 WIB, setelah pesawat memasuki posisi long final bandara Adisutjipto, pilot Koala Air melaporkan kepada tower bahwa mesin sebelah kanan mengalami birdstrike. Informasi tersebut segera diteruskan kepada unit terkait.
Sedangkan pada fire building excercise, disimulasikan terjadinya kebakaran di ruang kerja PT Gapura Angkasa di area Lost & Found Terminal A area kedatangan. Kejadian ini menyebabkan tiga orang mengalami luka dan dapat diselamatkan oleh Petugas ARFF Bandara Adisutjipto Yogyakarta.
“Dalam latihan ini, fungsi koordinasi, komunikasi, dan komando antar unit dan instansi komunitas bandara juga akan diuji,” ujarnya.
Wibowo menjelaskan, Selain untuk menguji personel dan kesiapan fasilitas, latihan PKD juga merupakan upaya untuk menguji Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara atau Airport Emergency Plon (AEP), Dokumen Program Keamanan Bandar Udara atau Airport Security Program (ASP), serta Standard Operating Procedure (SOP) lainnya yang berlaku di bandara.
Selain melibatkan personel internal, latihan PKD di Bandara Adisutjipto Yogyakarta juga melibatkan sejumlah instansi seperti Perum LPPNPI (AirNav Indonesia) cabang Yogyakarta, TNI, Kepolisian, Kantor Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Karantina, rumah sakit, serta maskapai penerbangan.
Setiap skenario PKD telah dirancang sedetail mungkin sehingga menyerupai situasi nyata. Tujuannya menguji kesiapan personel serta memastikan keefektifan dokumen dan prosedur yang ada.
Meski demikian, seluruh kegiatan ini tidak mengganggu operasional penerbangan maupun layanan untuk pengguna jasa penerbangan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta,” ucap Wibowo. (*)
Editor: Rahmat