PanenTalks, Pekalongan – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Kota Pekalongan mengembangkan mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM). Inovasi itu berhasil menyabet Juara 1 dalam Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Kota Pekalongan Tahun 2024.
“Alat tersebut masih dimanfaatkan untuk mengatasi masalah sampah di sekolah,” ungkap Kepala SMK Muhammadiyah Kota Pekalongan (Mudikal), Khusnawan, mengutip jatengprov.go.id, belum lama ini.
Dia menjelaskan, ide pirolisis ini bukan sesuatu instan. Sejak 2018, sekolah sudah melakukan penelitian dan pengembangan. Jika sebelumnya hanya berupa prototipe kecil berbentuk tabung gas, kini kapasitas pengolahan menjadi lebih menjadi wadah menyerupai dandang besar.
“Dari proses pirolisis tersebut, dihasilkan tiga jenis output utama, yakni solar oktan rendah, minyak tanah dan premium,” ujar dia.
Dia melanjutkan, proses pembakaran dan pendinginan juga menghasilkan air sebagai residu. Inovasi ini sudah diajarkan kepada peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran berbasis proyek di sekolah.
Guru SMK Mudikal sekaligus penggagas ide pirolisis, Agus Riyadi mengatakan, mekanisme kerja alat mulai dari sampah plastik terutama botol kemasan. Lalu, masuk ke dalam wadah dandang besar. Setelah itu, pembakaran sampah selama sekitar satu jam lalu didinginkan dengan air di wadah berbeda.
“Akan lebih bagus jika menggunakan pompa, terutama saat suhu sangat tinggi. Dari proses itu akan keluar asap yang kemudian dialirkan melalui pipa-pipa yang sudah disiapkan hingga menghasilkan cairan BBM,” kata dia.
Agus menyebutkan, kapasitas alat pirolisis bervariasi tergantung ukuran sampah. Jika plastik sudah tercacah kecil, alat mampu menampung hingga 5 kilogram sampah akan diolah menjadi BBM sebanyak 40–50 persen dari sampah diolah.
Agus menegaskan inovasi tersebut merupakan solusi nyata untuk persoalan lingkungan di Kota Pekalongan. “Memang saat ini belum diproduksi massal dan masih dimanfaatkan untuk internal sekolah, tetapi ke depan jika ada pesanan, kami siap mengusahakan,” kata dia.
Dia berharap, SMK Mudikal dapat menjadi pelopor pendidikan berbasis riset dan lingkungan dengan kehadiran inovasi ini. (*)