Minggu, Agustus 17, 2025

Soal Siswa Keracunan, Polisi Usut Dapur Penyedia MBG

Share

PanenTalks, Sleman – Kepolisian mendalami kasus dugaan keracunan siswa SMP di Sleman dengan mengusut dapur yang menyediakan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dugaan kasus keracunan massal yang menimpa 178 siswa dari tiga SMP di Kecamatan Mlati, Sleman, kini dalam penanganan pihak kepolisian. Polresta fokus pemeriksaan pada dapur milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi penyedia makanan dalam program MBG.

Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo, menyampaikan timnya telah memeriksa pengelola dapur yang berada di wilayah Mlati. Mereka juga mengumpulkan sejumlah sampel makanan yang dicurigai sebagai sumber keracunan.

“(SPPG-nya ada) di Mlati, kita baru interogasi,” kata Edy.

Pemeriksaan juga melibatkan Dinas Kesehatan serta laboratorium yang berada di Semarang. Sampel yang diuji meliputi seluruh menu makanan yang menjadi konsumsi siswa saat kejadian. Termasuk olahan rawon yang dalam dugaan sebagai penyebab utama gejala keracunan.

“Baru diperiksa kemarin. Dinas Kesehatan dan laboratorium kami sedang memeriksa sampelnya. Jadi kita tunggu hasilnya karena laboratorium di Semarang,” ucap Kapolresta.

Selain makanan, tim mengamankan sampel muntahan dari para korban untuk diperiksa lebih lanjut. Edy memastikan penyedia MBG bersikap kooperatif selama proses pemeriksaan berlangsung. Ia juga menyampaikan bahwa butuh waktu untuk mendapatkan hasil laboratorium.

Sebagai bentuk pencegahan, distribusi makanan MBG di ketiga SMP terdampak dihentikan sementara waktu. Namun, distribusi ke jenjang sekolah dasar masih tetap berjalan karena tidak ada kasus serupa.

“Kami sudah koordinasi dengan MBG untuk operasional khusus di tiga sekolah SMP itu berhenti dulu untuk sementara waktu. Namun untuk SD tetap (didistribusikan),” kata dia lagi.

Terkait sampai kapan penghentian distribusi program MBG, Edy mengatakan keputusan itu berada di tangan pihak pelaksana program.

“Nanti (pelaksana) MBG yang menentukannya. Sementara, kami lebih pada hasil penyidikan. Kalau dari MBG telah melakukan pengecekan dan ternyata steril, maka program ini bisa kembali berjalan. Tetapi bila seandainya tidak, itu kewenangan MBG untuk cabut atau tidak,” ucap dia.

Di sisi lain, pemerintah kabupaten juga merespons cepat insiden ini. Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Susmiarto, mengatakan pihaknya telah melakukan penanganan awal melalui puskesmas, sembari menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.

“Pemkab tentu melayani dari penanganan pertama, yakni di puskesmas masyarakat,” kata Susmiarto.

Ia menambahkan bahwa Pemkab akan segera berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) selaku penanggung jawab utama pelaksanaan program MBG, termasuk dengan pihak dapur SPPG.

Meski belum bisa memastikan bagaimana program MBG secara keseluruhan di Sleman. Susmiarto menyebut pihaknya akan mengambil keputusan setelah hasil penyelidikan lengkap diperoleh.

“Kami merencanakan mengundang SPPG. Tapi kemungkinan kalau tidak bermasalah ya tetap berjalan,” kata dia.

Sebagaimana diketahui, kasus keracunan massal ini melibatkan siswa dari tiga sekolah: SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, dan SMP Pamungkas.

Insiden terjadi setelah siswa menyantap makanan dari program MBG yang dikirim oleh dapur SPPG Mlati. Hingga kini, 19 siswa masih dirawat di RSUD Sleman dan 3 lainnya di RSA UGM. (*)

Read more

Local News