PanenTalks, Jakarta- Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, mendorong agar metode budidaya Sawah Pokok Murah (SPM) yang dikembangkan petani di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, bisa diperluas ke daerah lain di Indonesia.
“Saya rasa metode SPM ini patut dipertimbangkan untuk ditiru dan dilakukan di daerah lain agar swasembada pangan lebih cepat tercapai,” kata Titiek dalam keterangan resminya.
Ia memuji petani Agam yang dianggap cerdas dan kreatif karena mampu menciptakan sistem budidaya padi berbiaya rendah, ramah lingkungan, dan lebih produktif. “Mereka berhasil membuktikan bahwa bertani itu bisa efisien tapi tetap unggul. Produksinya bahkan bisa 40 persen lebih tinggi dibanding cara konvensional,” ujarnya.
Menurut Titiek, metode SPM menjawab banyak masalah klasik pertanian, seperti ketergantungan pada pupuk anorganik dan kebutuhan air yang tinggi.
“Metode budidaya ini membuat petani hemat pupuk hingga 30 persen, tidak membutuhkan banyak air, sehingga kita tidak perlu khawatir lagi jika musim tanam dilakukan saat kemarau datang. Bahkan, hama dan penyakit bisa dikendalikan dengan baik,” jelasnya.
Titiek menilai SPM juga menjadi solusi atas keterbatasan lahan pertanian dan makin berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian. “Bayangkan, rata-rata kepemilikan lahan petani di Agam ini tidak lebih dari 3.000 meter persegi, namun hasil panennya jauh lebih baik,” ujarnya.
Sawah Pokok Murah sendiri merupakan program dari Pemerintah Kabupaten Agam. Program ini lahir sebagai jawaban atas mahalnya biaya bertani, dengan pendekatan hemat biaya, hemat air, dan tetap menghasilkan pendapatan optimal bagi petani.