PanenTalks, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah masih membutuhkan 2.418 unit dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh kabupaten/ kota.
“saat ini Jawa Tengah menempati posisi kedua secara nasional dengan total 335 SPPG aktif,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
Dia menyebutukan, total kebutuhan unit SPPG di 35 kabupaten/ kota sebanyak 2.753.
“Ini bukti keseriusan kita dalam membangun generasi yang sehat dan tangguh. Tapi kita masih butuh lebih banyak SPPG, karena itu adalah kompartemen penting dalam mendukung program MBG,” ungkap dia.
Oleh sebab itu, kata dia, meminta dukungan dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan pemerintah kabupaten/kota untuk mempercepat aktivasi unit-unit telah terdaftar.
Sementara itu, realisasi penerima manfaat MBG di Jateng baru mencapai 9,8 persen atau 953.912 orang. Sedangkan, total potensi penerima lebih dari 9,6 juta jiwa, mencakup siswa, balita, ibu hamil, dan menyusui.
Wilayah dengan capaian SPPG tertinggi antara lain Banyumas (32 unit), Blora (21), dan Cilacap (16). Sebaliknya, daerah seperti Batang, Pekalongan, Semarang, Rembang, Magelang, dan Banjarnegara masih tergolong rendah dan menjadi prioritas intervensi Satgas MBG.
Untuk mendukung program ini, Pemprov Jateng telah menyiapkan 26 aset dengan luas total hampir 280 ribu meter persegi yang bisa dimanfaatkan bersama instansi seperti POLRI dan TNI.
“Target SPPG di Jateng harus tercapai. Saat ini baru 335 unit, artinya ada sesuatu yang tersumbat. Maka, mumpung seluruh pengemban fungsi ada di sini, mari kita buka penyumbat itu bersama-sama,” kata dia.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan Badan Gizi Nasional (BGN), Dadang Hendrayudha, hingga 28 Juli 2025 terdapat 2.378 SPPG aktif di seluruh Indonesia melayani 7.436.805 penerima manfaat. Sedangkan, estimasi anggaran operasional sebesar Rp111,55 Miliar per hari atau Rp2,23 Triliun untuk 20 hari pelayanan. (*)