Jumat, Oktober 3, 2025

Strategi BI Genjot Ekonomi Syariah Demi Kesejahteraan Inklusif

Share

PanenTalks, Denpasar – Potensi ekonomi syariah sebagai motor penggerak pertumbuhan inklusif di Indonesia, khususnya Bali, menjadi sorotan utama Bank Indonesia (BI). Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, R. Erwin Soeriadimadja, memaparkan tiga strategi kunci untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi syariah, dalam keterangannya saat Training of Trainer Ekonomi Syariah di BIM Space Denpasar Selasa (29/7)

Erwin menekankan bahwa langkah pertama yang fundamental adalah edukasi dan literasi ekonomi syariah yang berkelanjutan.

Tujuannya adalah untuk “membumikan prinsip ekonomi syariah di masyarakat agar bisa mudah dipahami dan diterima sebagai kebijakan yang universal, dan bagian dari prinsip kebermanfaatan ekonomi yang sangat luar biasa,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bagaimana industri halal telah menjadi kekuatan ekonomi global. Contohnya, Tiongkok tercatat mengekspor produk syariah senilai $32 miliar, disusul oleh Amerika Serikat, Brasil, dan Korea Selatan. Data ini menunjukkan potensi besar industri halal yang perlu dimaksimalkan oleh Indonesia.

Strategi kedua berfokus pada pemberdayaan ekonomi syariah melalui implementasi konkret. Hal ini mencakup dukungan terhadap pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) syariah serta peningkatan kapasitas keuangan dan industri ekonomi syariah. Inisiatif semacam ini diharapkan dapat menjadi model nyata pengembangan ekonomi syariah.

Pilar ketiga adalah pentingnya sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, perbankan, dan lembaga terkait dalam pengembangan ekonomi syariah. Wujud konkret sinergi ini bisa dilihat dari dukungan terhadap sertifikasi halal bagi UMKM dan kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta lembaga relevan lainnya.

Erwin menegaskan bahwa ekonomi syariah adalah konsep yang inklusif dan universal, bukan terbatas pada kelompok agama tertentu. Konsep ini adalah pilihan ekonomi yang terbuka dan berpotensi besar menjadi motor penggerak.

Bank Indonesia sendiri aktif mendukung pengembangan ekonomi syariah untuk memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan. BI menjalankan perannya sebagai:

Akselerator: Berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mempercepat program ekonomi dan keuangan syariah, termasuk pengembangan halal value chain, kurikulum ekonomi syariah, dan kampanye publik.

Regulator: Merumuskan dan menerbitkan ketentuan yang relevan sesuai kewenangannya.

Inisiator: Memprakarsai inovasi program pengembangan ekonomi syariah, seperti pengembangan Islamic social finance.

Melalui strategi dan peran proaktif ini, Bank Indonesia berharap ekonomi syariah dapat menciptakan stabilitas ekonomi, mendorong pertumbuhan yang inklusif, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas. (*)

Read more

Local News