PanenTalks, Batang – Pemerintah Kabupaten Batang menggenjot pariwisata dengan menghadirkan wisata memetik sendiri buah jeruk dari pohon.
Program Agrowisata Petik Jeruk di Balai Benih Pertanian (BBP) Clapar oleh Dinas Pangan dan Pertanian Batang juga menawarkan belajar budidaya jeruk.
“Pengunjung tidak dikenai retribusi atau tiket masuk. Pengunjung hanya dikenakan biaya pembelian jeruk yang mereka petik,” kata Kepala Dispaperta Batang, Sutadi Ronodipuro, mengutip lama pemprov.go.id.
Dia melanjutkan, harga jeruk per kilo seharga Rp15 Ribu/ kg. Selain itu, tidak ada batasan dalam jumlah pembelian. Pihaknya menyiapkan BPP Clapar sebagai salah satu penyokong Pendapatan Asli Daerah.
“Secara bertahap, BBP Clapar akan disiapkan untuk menjadi agroeduwisata yang bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah, lewat optimalisasi sembilan varietas jeruk yang dijadikan benih, untuk komoditas hortikultura,” tegasnya.
Kepala UPT Balai Benih Hortikultura Clapar, Chasum Umi Kulsum mengatakan, terdapat sembilan varietas jeruk tanam di lahan seluas dua hektare.
“Sembilan varietas itu di antaranya RGL, Keprok Monita, Borneo, Citaya, Trigas dan Krisma. Tiap pohonnya bisa menumbuhkan 12 kilogram dan ada 300 pohon yang siap produksi,” ujarnya.
Masyarakat dapat berkunjung ke Agrowisata Clapar setiap hari Senin-Jumat, pukul 08.00-14.00 WIB.
Wisata petik jeruk sendiri sedang menjadi incaran masyarakat. Di Salatiga, Agrowisata Anggur Salatiga juga menawarkan memetik jeruk siam madu di lahan milik Pemkot Salatiga.
Sekitar 130 pohon jeruk siam madu siap menerima kunjungan wisatawan lokal. Di tempat tersebut pengunjung bisa bebas memetik untuk disantap di tempat atau membungkus pulang. Harga per kilo jeruk siam Rp20 Ribu/ kg.
Agrowisata ini mulai buka tahun 2022 pasca Covid-19 lalu. Selama ini sudah empat kali jeruk siam madu panen. Pengunjung merasa puas saat memetik buah tidak hanya orangtua tapi juga anak-anak. Alhasil, setiap panen selalu habis oleh pengunjung dan belum sempat terjual ke tengkulak. (*)