PanenTalks, Jakarta – Surplus produksi komoditas perunggasan nasional, baik telur maupun daging ayam, menjadi capaian yang patut diapresiasi karena mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia.
Badan Pangan Nasional (NFA) menekankan pentingnya penyerapan surplus ini pada aspek hilir untuk menjaga keseimbangan pasar dan mencegah penurunan harga yang tidak wajar. Salah satu upaya yang sedang diupayakan adalah ekspor telur.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi telur ayam petelur pada tahun 2024 mencapai 6,34 juta ton, dan diproyeksikan meningkat menjadi 6,52 juta ton pada tahun 2025, melampaui kebutuhan konsumsi nasional sebesar 6,22 juta ton.
Sementara itu, produksi daging ayam ras pedaging pada tahun 2024 tercatat sebesar 3,83 juta ton, dan diperkirakan akan meningkat signifikan menjadi 4,25 juta ton pada tahun 2025, dengan kebutuhan konsumsi sebesar 3,87 juta ton.
Lebih lanjut, NFA mendorong agar surplus produksi perunggasan dapat terserap melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program unggulan Presiden Prabowo. NFA telah memfasilitasi pertemuan antara peternak dan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk merealisasikan hal ini.
Kerja sama awal antara PINSAR Petelur Nasional (PPN) dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tangerang untuk pasokan telur dan daging ayam diharapkan berjalan lancar mulai 9 Mei 2025.
NFA juga mengapresiasi penyelenggaraan Nusantara Livestock & Poultry Expo 2025 yang diharapkan menjadi wadah kolaborasi dan pencarian solusi bagi tantangan dalam ekosistem perunggasan nasional, terutama terkait stabilitas harga di tingkat peternak.
Meskipun demikian, data BPS menunjukkan tren positif pada rerata indeks harga yang diterima peternak unggas selama Januari-April 2025 yang berada di angka 120,82, sedikit meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 120,01.
Tantangan fluktuasi harga di tingkat peternak juga menjadi perhatian Kementerian Pertanian. Pemerintah menyatakan komitmen untuk terus mendukung peternak dalam mengatasi permasalahan ini. Saat ini, harga ayam dan telur di tingkat peternak menunjukkan perbaikan meskipun belum sesuai harapan.
Kepala NFA menegaskan komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo untuk memberikan perhatian besar kepada produsen pangan, termasuk peternak unggas, dengan visi swasembada pangan. Program Bela Beli Hasil Peternak juga terus didorong untuk mengatasi fluktuasi harga, dan pemerintah daerah diimbau untuk mengimplementasikan program serupa demi stabilisasi harga di tingkat peternak. (*)