Kota Yogyakarta menerima enam WBT yaitu tradisi Cublak-cublak Suweng, Tari Wira Pertiwi, Tari Kuda-Kuda, Ketan Lupis Yogyakarta, Becak Yogyakarta dan Kopi Joss yang menjadi pengakuan tertinggi atas nilai yang menjadi jati diri DIY
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul kembali menginisiasi gerakan "Ngguyang Sapi Neng Tlogo, Nggayuh Prayogo" atau "Memandikan Sapi di Telaga, Meraih Doa" sebagai upaya melestarikan tradisi lokal.
Keraton hadir menjadi bukti keberlanjutan kerja kebudayaan yang tak berhenti, sebagaimana falsafah 'Manunggaling Kawula Gusti' untuk mewujudkan Yogyakarta Istimewa yang selaras dan bersatu padu, antara rakyat dan pemimpin