PanenTalks, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajak kepala daerah memiliki wilayah garis pantai menanam bakau atau mangrove secara massal di wilayah pesisir.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, provinsi ini menghadapi fenomena La Nina memicu curah hujan berlebih, Senin 26 Mei 2025.
“Fenomena cuaca ini menjadi berantai pada potensi bencana banjir di sejumlah wilayah. Bahkan banjir memperparah rob dan abrasi terjadi di kawasan pesisir,” kata dia.
Dia mengatakan, penurunan tanah itu 8-14 cm khususnya di Pantura Jateng. Oleh karena itu, harus punya upaya preventif pencegahan maksimal.
Rencana itu bakal direalisasikan pada 5 Juni 2025. “Mumpung bupati wali kota kumpul, langsung koordinasi dengan Pangdam IV Diponegoro, dan Kapolda Jateng. Bagi para bupati dan wali kota memiliki garis pantai,” kata dia.
Dia melanjutkan, permasalahan lain memicu abrasi, banjir, dan rob adalah masifnya pendirian bangunan tak jauh dari garis pantai.
Adanya pembangunan itu, memicu air akan bergeser ke masuk ke daerah representative lebih rendah.
Dia menggambarkan, banyak bangunan di sekitar jalan Pantura, padahal jalur itu banyak melintasi daerah tak jauh dari pantai. Contohnya seperti Kabupaten Batang, Pemalang, Kendal, Demak dan Kota Semarang.
“Ini problem yang harus diselesaikan bersama dan punya peran masing-masing untuk kolaborasi,” kata Ahmad Luthfi.
Pihaknya menekankan, persoalan banjir dan rob di Pantura itu menjadi perhatian besar publik.
“Masyarakat tidak akan bertanya banjir semacam ini tugasnya provinsi, kabupaten/kota, camat, lurah. Tetapi poinnya, masyarakat kita harus terjaga itu sebagai bentuk kehadirannya negara,” kata dia.
Dia merincikan, mengatasi banjir dan rob melalui program jangka pendek. Seperti meminta Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana untuk normalisasi sungai.
Program jangka panjang, kata dia, Pemprov Jateng mengandalkan pembangunan Tanggul Laut dan tol. Dia menerangkan, penganggaran program dari pemerintah pusat dengan akselerasi pelaksanaan mulai 2025-2027.
Dia ingin perda tentang air tanah bisa maksimal dalam implementasinya. Harapannya agar penggunaan air tanah tidak ada lagi menekan penurunan muka tanah. (*)