PanenTalks, Klaten – Pemerintah akan menambah target penyerapan beras dalam negeri sebesar 1 juta ton. Langkah ini diambil untuk menstabilkan harga gabah di tingkat petani dan memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) demi menjamin ketahanan pangan nasional hingga akhir tahun 2025.
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa penambahan penyerapan ini merupakan bagian dari upaya mempercepat perputaran stok di Perum Bulog.
“Badan Pangan Nasional dalam waktu dekat akan menugaskan Bulog terkait penambahan serapan sampai dengan akhir tahun sebesar 1 juta ton, seperti hasil keputusan Rakortas Kemenko Pangan beberapa waktu lalu,” ujar Arief saat meninjau Gudang Bulog Meger di Klaten, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025).
Penambahan target penyerapan beras produksi dalam negeri ini bertujuan untuk memastikan harga gabah petani tetap terjaga di kisaran minimal Rp 6.500 per kilogram (kg), sekaligus menjaga stok beras pemerintah tetap dinamis.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras dalam negeri dari Januari hingga Agustus 2025 dapat mencapai 24,96 juta ton. Angka ini menunjukkan surplus produksi sebesar 3,08 juta ton dibandingkan periode yang sama di tahun 2024 (21,88 juta ton).
Surplus produksi juga terjadi pada periode Januari-Agustus di tahun 2023 (1,33 juta ton dengan produksi 23,63 juta ton) dan tahun 2022 (1,3 juta ton dengan produksi 23,66 juta ton).
Mengacu pada Proyeksi Neraca Beras, total ketersediaan beras nasional dari Januari hingga Agustus 2025 diperkirakan mencapai 25,24 juta ton, yang berasal dari proyeksi produksi 24,96 juta ton ditambah pasokan impor beras khusus 279,15 ribu ton.
Dengan total konsumsi beras yang diproyeksikan mencapai 20,66 juta ton dalam periode yang sama, diperkirakan akan ada surplus ketersediaan sebesar 4,58 juta ton.
Hingga 18 Juli, Perum Bulog telah berhasil menyerap 2,73 juta ton beras, atau 91,19 persen dari target 3 juta ton yang ditetapkan berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Dengan adanya tambahan target 1 juta ton ini, total target penyerapan Bulog akan menjadi 4 juta ton.
“Pemerintah saat ini sedang menyalurkan stok beras ke masyarakat, yaitu bantuan pangan dengan volume sekitar 360 ribu ton dan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras sebesar 1,3 juta ton.
Lalu akan masuk 1 juta ton (tambahan target serapan). Jadi memang diatur demikian supaya turnover stok Bulog bisa terjaga,” jelas Arief, menegaskan kesiapan pemerintah dalam menjaga dan memperkuat cadangan pangan.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan dukungan penuh pihaknya terhadap kelancaran penyerapan tambahan ini. “Kami saat ini sedang membangun tim yang melibatkan seluruh stakeholder, termasuk jajaran TNI dan Polri. Selain tambahan serapan 1 juta ton beras, kami juga ditugaskan untuk menyerap jagung sebanyak 1 juta ton,” terang Rizal.
Penambahan 1 juta ton serapan beras ini akan melibatkan sinergi seluruh elemen, termasuk mitra penggilingan padi dan instansi lintas sektor.
Kebijakan ini disambut positif oleh pelaku usaha penggilingan padi. Ketua Umum PERPADI, Sutarto Alimoeso, menyatakan bahwa penambahan serapan akan mendorong penguatan jejaring antara Bulog dan mitra di daerah.
“Kami siap membangun jaringan distribusi yang lebih baik dan solid. Jika seluruh pihak bersinergi, saya yakin target tambahan ini bisa tercapai bersama,” ungkap Sutarto. (*)