Kamis, Juni 19, 2025

Teknik Irigasi Padi Hemat Air Siap Diterapkan Nasional

Share

PanenTalks, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersiap memperluas penerapan teknik Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) ke seluruh Indonesia setelah berhasil diimplementasikan dalam proyek percontohan di Daerah Irigasi (D.I) Rentang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Menteri PU Dody Hanggodo menyatakan bahwa teknik ini terbukti mampu menghemat penggunaan air secara signifikan tanpa mengorbankan hasil panen. Bahkan, produksi gabah justru meningkat hingga dua ton per hektare.

“Bedanya pada cara tanam, pemakaian air berkurang tapi produksi gabah bisa naik. IPHA akan diterapkan secara nasional karena ini solusi nyata, hemat air tapi hasil maksimal,” ujar Dody saat meninjau lokasi proyek percontohan di Cirebon.

Dody menjelaskan, IPHA yang sudah diterapkan di lahan seluas 85.867 hektare di D.I Rentang sejak tahun lalu, akan segera diperluas ke Daerah Irigasi Kamun, Majalengka, dengan target awal sekitar 2.000 hektare. Sosialisasi dan pelatihan untuk petani tengah dilakukan.

Metode IPHA menggabungkan sistem pengelolaan tanaman, air, dan tanah secara terpadu. Tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi penggunaan air, memperluas masa tanam terutama di musim kemarau, serta mendongkrak produksi dan pendapatan petani.

Menurut Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU, Bob Arthur Lombogia, penggunaan IPHA dapat menekan konsumsi air hingga 30 persen, sekaligus menghemat benih dan mempercepat waktu panen.

“Cukup pakai 10 kg benih per hektare dan menggunakan bibit muda. Hasilnya bisa sampai 11 ton per hektare, jauh lebih tinggi dari metode konvensional,” terang Bob.

Penghematan air juga memungkinkan pasokan dialihkan ke lahan lain, terutama saat musim kering. Hal ini berpotensi meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) hingga 30 persen, yang berarti lebih banyak lahan dapat ditanami dalam setahun.

Salah satu petani D.I Rentang, Sunaryo, mengaku telah merasakan langsung manfaat dari teknik ini. Selama dua musim tanam terakhir, hasil panennya meningkat signifikan.

“Alhamdulillah, sebelumnya panen 8,4 ton per hektare, sekarang bisa tembus 10,5 ton. Ini sangat membantu,” ujarnya.

Keberhasilan IPHA di D.I Rentang membuka peluang besar untuk penerapan lebih luas di daerah-daerah irigasi lain di Indonesia. Pemerintah berharap metode ini bisa menjadi solusi inovatif dalam menghadapi tantangan krisis air dan peningkatan ketahanan pangan nasional.

Read more

Local News