PanenTalks, Jakarta-Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menegaskan bahwa penerapan teknologi genomik sangat penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Teknologi genomik ini tidak hanya mempercepat perbaikan bibit ternak, tetapi juga menjaga kesehatan hewan yang sangat berkaitan dengan kesehatan manusia,” ujar Agung dalam AGI Summit 2025 bertema “Genomics Local Impact: Improving Efficiency for Health and Food Security” di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, penggunaan teknologi konvensional dalam perbaikan genetik membutuhkan waktu yang lama. Sebaliknya, dengan teknologi genomik, proses tersebut bisa dipersingkat melalui modifikasi genom secara presisi.
Rektor IPB University, Arif Satria, turut menyampaikan bahwa pihaknya telah menerapkan teknologi genomik pada berbagai tanaman dan hewan.
“Kami sudah menghasilkan domba dengan kadar kolesterol rendah yang sangat mendukung pola makan sehat,” kata Arif. “Kami juga membuka program studi baru, yaitu bioinformatika, untuk menghasilkan varietas unggul baik tanaman maupun hewan.”
Dalam forum tersebut, IPB University melalui Fakultas Kedokterannya juga menandatangani kerja sama dengan Balai Besar Biomedis dan Genomik Kesehatan (BB Binomika) untuk meningkatkan pemanfaatan tes genomik di Indonesia.
Forum AGI Summit 2025 mempertemukan para pemangku kepentingan dari sektor kesehatan, pertanian, peternakan, asuransi kesehatan, dan pemerintahan. Tujuannya adalah mempercepat adopsi teknologi berbasis genomik dalam menciptakan solusi berkelanjutan, baik dalam pelayanan kesehatan maupun penguatan sistem pangan nasional.
Salah satu fokus penting dalam forum ini adalah agrigenomik. Teknologi ini diterapkan dalam program Indonesian Genomic Breeding Value (IGBV) yang dikembangkan anak bangsa. “IGBV menjadi solusi dalam peningkatan produktivitas sapi perah nasional dan akan berdampak pada naiknya produksi susu di Indonesia,” tambah Agung.