Minggu, November 9, 2025

Teknologi Grafting Perkuat Ketahanan Tanaman Tomat

Share

PanenTalks, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan teknologi grafting tomat menggunakan batang bawah terung guna inovasi hortikultura. Tujuannya meningkatkan produktivitas, kualitas hasil panen dan ketahanan tanaman menghadapi lingkungan ekstrem.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Hortikultura, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Evy Latifa mengatakan, teknologi grafting atau penyambungan tanaman menjadi salah satu solusi efektif menghadapi penurunan produktivitas tomat.

“Penyebabnya faktor biotik dan abiotik,” kata dia, mengutip laman brin.go.id, belum lama ini.

Beberapa tantangan dalam menanam tomat seperti penyakit layu bakteri, banjir, kekeringan, suhu tinggi serta salinitas tanah.

Penggunaan teknik grafting menjadi langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan produksi tomat. Upaya ini mengantisipasi risiko produksi meningkat pada musim hujan atau off season.

Tomat, kata dia, merupakan salah satu komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, memiliki sumber nutrisi penting seperti vitamin A, B, dan C serta mineral esensial. Buah ini juga memiliki permintaan pasar stabil sepanjang tahun.

“Grafting atau sambung tanaman adalah teknik penyatuan dua spesies tanaman berbeda,” kata dia.

Pada batang atas (scion) dari tomat unggul disambungkan dengan batang bawah (rootstock) dari tanaman lebih tahan terhadap kondisi ekstrem.

Contohnya adalah terung. Hasilnya adalah satu individu tanaman baru memadukan produktivitas tomat dengan ketahanan alami terung terhadap stres lingkungan.

Teknologi tersebut bukan sekadar metode budidaya melainkan strategi biologis untuk memperkuat sistem perakaran tomat. Di samping, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit layu, dan menstabilkan produksi di tengah fluktuasi iklim.

“Teknik grafting diterapkan pada kondisi berisiko tinggi, seperti saat musim hujan, banjir, serangan nematoda, atau penyakit tanah,” kata dia.

Meski biaya penerapannya lebih tinggi dari penanaman konvensional, hasilnya terbukti lebih stabil dan efisien untuk jangka panjang. Sejumlah varietas terung terbukti efektif sebagai batang bawah tomat adalah TS 03, EG 195, EG 219, EG 203.

Sedangkan terung lokal di Indonesia adalah terung gelatik (Solanum melongena), dan takokak (Solanum torvum).

“Selain itu, varietas tomat tahan penyakit seperti Hawaii 7996 (AVRDC), Gustavi F1 dan Servo F1 (PT East West Seed Indonesia (Cap Panah Merah). Jenis tersebut merupakan rekomendasi mendukung keberhasilan grafting di lapangan,” papar dia. (*)

Read more

Local News