PanenTalks, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai sektor pertanian unggas dan non ruminansia menjadi perhatian serius dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN, Puji Lestari mengatakan, penerapan teknologi dalam peningkatan SDGs unggas dan non ruminansia lokal merupakan langkah strategis agar sistem peternakan lebih adaptif, inklusif, dan ramah lingkungan.
“Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi seperti simulasi pemuliaan dinilai semakin relevan,” kata dia, mengutip laman brin.go.id, belum lama ini.
Dia melanjutkan, sebagai penyedia utama protein hewani terjangkau, pengembangan tidak hanya berdampak pada kesehatan dan gizi masyarakat saja. Namun begitu, berkontribusi nyata terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Peneliti Pusat Riset Peternakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ferdy Saputra, menyoroti potensi besar simulasi pemuliaan ternak (animal breeding simulation) memperkuat daya saing unggas dan non ruminansia lokal.
“Dengan pendekatan ini, proses seleksi dan pemuliaan ternak dapat dilakukan lebih cepat, presisi, dan efisien,” kata dia.
Dia mengatakan, teknologi memungkinkan integrasi data genetik, genotipe hingga faktor lingkungan. Proyeksi hasil pemuliaan dapat dirancang secara lebih akurat untuk menghasilkan rumpun unggul adaptif dan berdaya saing global.
“Perubahan iklim, fluktuasi harga pasar, hingga tekanan global menuntut pengembangan ternak lokal lebih berkelanjutan,” kata dia.
Ternak lokal, kata dia, bukan sekadar simbol kekayaan hayati melainkan aset strategis untuk menjamin ketahanan pangan Indonesia di masa depan.
Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN, Santoso mengatakan, pentingnya integrasi riset dan teknologi dalam pengembangan ternak lokal. Pemanfaatan teknologi memperkuat potensi unggas dan non ruminansia lokal agar lebih produktif, adaptif, dan memiliki daya saing.
“Integrasi teknologi dalam pemuliaan ternak adalah kunci bagi peternakan berkelanjutan yang mampu menopang ketahanan pangan nasional,” kata dia.
Dia menerangkan, pemanfaatan teknologi modern, peternakan unggas dan non ruminansia lokal bukan hanya mampu menopang ketahanan pangan melainkan mendorong pencapaian SDGs secara lebih nyata. (*)