Rabu, Juni 18, 2025

Tradisi Pemakaman Tiga Peti Paus Fransiskus: Makna Simbolis dan Proses Sakral Menyertainya

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Pemakaman seorang Paus bukan sekadar prosesi duka, melainkan sebuah rangkaian tradisi suci penuh simbol dan nilai historis. 

Wafatnya Paus Fransiskus menjadi sorotan dunia, tidak hanya karena perannya sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik, tetapi juga karena prosesi menyertainya sarat makna.

Berbeda dari pemakaman tokoh pada umumnya, pemakaman seorang Paus melibatkan berbagai ritual mendalam, mengakar dalam sejarah panjang Gereja Katolik. 

Salah satu tradisi paling mencolok dan sering kali menimbulkan rasa penasaran adalah penggunaan tiga lapis peti mati.

Segera setelah seorang Paus wafat, Gereja Katolik memasuki periode yang disebut sede vacante—masa kekosongan takhta suci.

Dalam waktu sangat singkat, berbagai langkah protokoler langsung dilaksanakan.

Tugas pertama berada di tangan Camerlengo Gereja Roma Suci, saat ini dijabat oleh Kardinal Kevin Farrell. 

Ia memiliki peran penting dalam mengonfirmasi kematian sang Paus secara resmi. 

Sesuai tradisi kuno, Camerlengo memanggil nama baptis Paus sebanyak tiga kali. 

Setelah pengesahan wafat, satu tindakan simbolis dilakukan—penghancuran Cincin Nelayan. Cincin ini merupakan lambang otoritas kepausan dan kehancurannya menandai berakhirnya masa jabatan sang Paus sekaligus mencegah penyalahgunaan segel resmi oleh pihak lain.

Setelah konfirmasi kematian, Vatikan segera mengirim pemberitahuan ke seluruh pemimpin Gereja Katolik global. 

Masa berkabung resmi pun dimulai

Dikenal sebagai Novemdiales, masa ini berlangsung selama sembilan hari penuh dan diisi dengan misa-misa khusus ditujukan untuk mengenang dan mendoakan jiwa Paus.

Selama masa sede vacante, tanggung jawab kepemimpinan Gereja dialihkan kepada Kolegium Kardinal. 

Mereka mengatur kegiatan administratif Gereja hingga Paus baru dipilih, namun tanpa kewenangan mengubah kebijakan penting.

Tubuh Paus yang telah wafat dibersihkan dengan penuh kehormatan, lalu dikenakan jubah merah dan putih.

Warna tersebut bukan sekadar liturgi, tetapi juga menggambarkan martir dan kesucian.

Setelahnya, jenazah ditempatkan di Santa Marta, kediaman pribadi Paus. 

Dari sana, akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus, tempat umat dari seluruh penjuru dunia dapat memberikan penghormatan terakhir.

Pemakaman Paus Fransiskus sendiri dijadwalkan pada Sabtu, 26 April 2025 pukul 10.00 waktu setempat. 

Uniknya, dalam surat wasiatnya, beliau memilih dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, bukan di Basilika Santo Petrus seperti para pendahulunya.

Salah satu aspek paling unik dari prosesi pemakaman Paus adalah penggunaan tiga peti mati bertingkat. 

Proses ini tidak hanya simbolik, tetapi juga menyampaikan pesan spiritual yang mendalam.

Peti pertama terbuat dari kayu cemara. Ini adalah lambang kerendahan hati, mengingatkan bahwa meskipun seorang Paus memiliki kedudukan tinggi, ia tetap manusia kembali ke tanah. 

Di dalamnya, wajah Paus akan ditutupi kain sutra putih, bersama sebuah tabung timah berisi biografi dan koin masa kepausannya.

Peti kedua dibuat dari seng atau timah. 

Ia berfungsi sebagai pelindung kedap udara, simbol bahwa warisan rohani Paus akan tetap abadi dan tidak tergoyahkan oleh waktu.

Peti ketiga, sebagai lapisan terluar, dibuat dari kayu ek. 

Kayu ini dikenal karena kekuatannya dan menjadi simbol kehormatan tertinggi bagi seorang pemimpin Gereja. 

Di bagian luar peti ini biasanya terukir salib emas dan lambang kepausan Paus yang telah wafat.

Akhir Sebuah Era dan Awal Baru

Pemakaman dengan tiga peti mati menandai akhir dari satu babak sejarah penting dalam Gereja Katolik. 

Saat ribuan umat berkumpul dalam Misa Requiem di Lapangan Santo Petrus, dunia menyaksikan sebuah perpisahan penuh doa dan penghormatan terhadap seorang pemimpin yang meninggalkan warisan tak ternilai.

Pemakaman Paus Fransiskus tak hanya menjadi prosesi duka, tetapi juga momen refleksi spiritual bagi umat Katolik, serta simbol transisi menuju era kepemimpinan baru yang akan segera ditentukan melalui konklaf di bulan berikutnya. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Table of contents [hide]

Read more

Local News