PanenTalks, Jakarta – Upaya mengurangi polusi udara di Jakarta terus dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui berbagai inovasi ramah lingkungan. Salah satu langkah konkret yang kini dijalankan adalah pengoperasian truk sampah berbasis listrik sebagai bagian dari transformasi sistem pengelolaan sampah perkotaan menuju nol emisi.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta sejak April lalu telah mulai mengoperasikan truk sampah listrik tipe compactor berkapasitas enam hingga tujuh meter kubik. Truk ini sepenuhnya bebas emisi, menggunakan sistem plug-in, serta mampu memadatkan sampah secara otomatis dengan tingkat kebisingan yang sangat rendah.
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan lima unit truk compactor listrik telah resmi beroperasi sebagai bagian dari program peremajaan armada pengangkut sampah.
“Ini merupakan semangat mengurangi polusi udara dan emisi karbon. Kita mulai menggagasnya melalui operasional compactor listrik ke depannya,” ujar Asep, Selasa (4/11/2025).
Ia menjelaskan, truk compactor listrik ini dirancang dengan spesifikasi teknis yang matang untuk mendukung operasional pengelolaan sampah di wilayah DKI Jakarta. Compactor berdaya listrik 1,5 kW ini bekerja sepenuhnya dengan tenaga listrik dan dilengkapi sistem pengisian daya super fast charging yang memungkinkan baterai terisi penuh dalam waktu 20–30 menit.
Selain efisien, truk ini juga dilengkapi panel kendali digital, safety switch, dan sistem hidrolik yang menjamin pengoperasian lebih aman dan ramah lingkungan. “Seluruh sampah yang diangkut ke RDF Plant Rorotan menggunakan truk compactor, termasuk lima unit truk compactor listrik ini. Ke depannya, kita akan terus tambah lagi,” lanjut Asep.
Sebagai pendukung, Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di sejumlah lokasi strategis seperti pool truk DLH, RDF Plant Rorotan, dan TPST Bantar Gebang. Para operator juga telah mendapat pelatihan agar dapat beradaptasi dengan teknologi kendaraan listrik ini.
Asep menegaskan, langkah ini sejalan dengan visi jangka panjang Pemprov DKI untuk membangun sistem pengelolaan sampah rendah karbon dan berkelanjutan. “Jakarta ingin menunjukkan bahwa transisi menuju kendaraan ramah lingkungan bukan hal yang mustahil. Semua bisa dimulai dari sekarang, dan bukan tidak mungkin ke depan seluruh truk sampah kami adalah truk listrik,” kata Asep.
Langkah DLH DKI Jakarta ini mendapat apresiasi dari DPRD DKI Jakarta. Anggota Komisi A, Zahrina Nurbaiti, menyebut kebijakan tersebut merupakan wujud nyata upaya Pemprov dalam mendukung pengurangan emisi dan memperbaiki kualitas udara ibu kota.
“Penggunaan kendaraan listrik seperti ini sejalan dengan visi menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Zahrina, dikutip dari Berita Jakarta.
Meski begitu, ia mendorong agar jumlah truk sampah listrik terus ditambah secara bertahap agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata di seluruh wilayah Jakarta. “Selain mempercepat transisi menuju transportasi hijau, hal ini juga akan meningkatkan efektivitas dan pemerataan layanan kebersihan,” tambahnya.
Zahrina juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar penggunaan kendaraan listrik bisa diperluas ke berbagai bidang pelayanan publik lainnya. “Kami di DPRD, khususnya Komisi A, mendukung penuh program seperti ini, asalkan disertai perencanaan matang, efisiensi anggaran, dan kesiapan infrastruktur pendukungnya,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga menekankan pentingnya penggunaan energi bersih dan pengelolaan sampah berkelanjutan. Menurutnya, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) akan menjadi solusi strategis untuk memenuhi kebutuhan energi sekaligus menekan polusi udara.
“Hal yang menyangkut pemakaian bahan bakar, kemudian wilayah di sekitar Jakarta ini yang memakai batu bara, memang waktunya untuk diminta tidak lagi memakai batu bara, tetapi memakai gas ataupun pemakaian listrik tenaga sampah,” ujar Pramono saat masa kampanye.
Ia juga menegaskan dukungannya terhadap penggunaan kendaraan listrik di Jakarta sebagai bagian dari upaya menurunkan emisi karbon jangka panjang. “Kalau di Jakarta kendaraan listrik makin banyak, maka akan mengurangi banyak polusi,” ucapnya.
Pramono optimistis, kombinasi antara pemanfaatan PLTS dan kendaraan listrik akan membawa Jakarta menjadi kota global yang ramah lingkungan. Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan program ini tetap memerlukan dukungan penuh dari pemerintah pusat. “Kalau itu bisa dilakukan, maka penekanan terhadap udara Jakarta yang polusi itu pasti akan turun drastis,” pungkasnya.

