Jumat, Juli 18, 2025

UGM Gandeng Paguyuban Macapat Gairahkan Budaya Lokal

Share

PanenTalks, Bantul — Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menguatkan komitmen terhadap pelestarian budaya lokal melalui pendekatan pendidikan berkelanjutan.

Inisiatif berwujud bentuk program pengabdian masyarakat di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, dengan fokus utama pada seni pertunjukan tradisional macapat.

Tiga dosen Fakultas Filsafat UGM menjadi motor penggerak Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M., Drs. Budisutrisna, M.Hum, dan Dela Khoirul Ainia, S.Fil., M.Phil.

“Cara pandang masyarakat, terutama generasi muda mengenyam pendidikan tetapi kurang dilandasi dengan kebanggaan sebagai suatu masyarakat memiliki budaya sendiri sering menganggap budaya luar lebih tinggi daripada budayanya sendiri,” kata Lasiyo.

Dia menilai, kondisi semacam ini khirnya akan berdampak pada semakin melemahnya dukungan masyarakat penerus terhadap keberlangsungan seni pertunjukan tradisional.

Tim UGM menggagas rangkaian kegiatan selama empat bulan. Mulai observasi lapangan, FGD (diskusi kelompok terfokus), sosialisasi konsep pendidikan berkelanjutan hingga pementasan seni bersama komunitas lokal. Tak hanya itu, tim juga menyusun modul pembelajaran seni macapat berguna dalam lingkungan pendidikan formal dan non-formal.

Kegiatan melibatkan Paguyuban Macapat Puspitasari, komunitas budaya telah berdiri sejak 2009 dan menjadi pelestari seni macapat di wilayah Pandak. Berkat konsistensi menggelar pelatihan dan pementasan rutin, Puspitasari pernah meraih rekor MURI. Saat itu meraih penghargaan untuk pertunjukan macapat terlama selama tiga hari tanpa henti.

Puspitasari turut menghadapi tantangan regenerasi. Generasi muda semakin menjauh dari seni tradisional tidak relevan di tengah arus budaya global.

Melihat tantangan tersebut, tim pengabdian Fakultas Filsafat tak hanya sekadar hadir sebagai pendamping, tetapi juga merancang fondasi program budaya berkelanjutan, termasuk dalam bentuk bahan ajar dan kerja sama formal.

“Salah satu bentuk nyatanya adalah penyusunan modul pendidikan berkelanjutan melalui seni pertunjukan tradisional macapat dirancang untuk dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran, baik formal maupun non-formal,” tutur Lasiyo.

Hasil nyata dari program ini juga mencakup naskah modul pelatihan, publikasi ilmiah, dan kerja sama formal antara Fakultas Filsafat UGM dan Paguyuban Puspitasari. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News