PanenTalks, Denpasar – Akademisi dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) meluncurkan program pengabdian masyarakat inovatif di SLB Negeri 1 Badung.
Program ini bertujuan membantu anak-anak disabilitas belajar gerak dasar tari Bali dengan memanfaatkan teknologi.
Kegiatan bertajuk “Merajut Interaksi Komunikasi Kolaboratif Anak Disabilitas Melalui Aktivitas Ngigel Bali Berbasis E-Kamus dan Audiobook Gerak Dasar Tari Bali” ini dipimpin Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd., dan menghadirkan dua produk unggulan: e-Kamus Ngigel Bali berbasis bahasa isyarat dan Audiobook Gerak Dasar Tari Bali.
Kedua inovasi ini dirancang khusus untuk memfasilitasi proses belajar bagi siswa tunarungu, tunanetra, tunagrahita, dan tunadaksa.
Kolaborasi Lintas Disiplin Program ini melibatkan tim dosen dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Prof. Dr. Maria Goreti Rini Kristiantari, M.Pd. (Pendidikan) dan Dr. Didith Pramunditya Ambara.
Kolaborasi ini memastikan pendekatan yang digunakan tidak hanya berfokus pada teknik pengajaran, tetapi juga mempertimbangkan aspek psikologis dan sosial siswa.
“Teknologi yang dipadukan dengan kearifan lokal mampu menciptakan ruang belajar yang lebih inklusif dan harmonis,” ujar Prof. Agung melansir undiksha.ac.id.
Hasil Program Program yang berlangsung dari 28 Juli hingga 19 September ini menunjukkan hasil yang signifikan.
Berdasarkan evaluasi, kompetensi guru meningkat dengan 33,3% di kategori sangat baik dan 46,7% di kategori baik.
Selain itu, interaksi kolaboratif siswa juga melonjak, dengan 86,7% dari 15 siswa tunarungu dan tunagrahita berada di kategori sangat baik.Saat ini, program telah mencapai 80% dari target, termasuk pelatihan guru dan implementasi media.
Sisa 20% akan difokuskan pada penyempurnaan artikel ilmiah dan finalisasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk kedua produk inovatif tersebut.
Program ini menegaskan komitmen Undiksha dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat, dengan menggabungkan teknologi, pendidikan inklusif, dan pelestarian budaya lokal. (*)