PanenTalks, Semarang – Universitas Diponegoro berkomitmen menghadirkan riset membawa manfaat nyata bagi masyarakat dan dunia industri.
Salah satunya melalui inovasi di bidang perikanan modern mengusung konsep ekonomi biru.
UNDIP memadukan teknologi robotika, Internet of Things (IoT), hingga sistem dashbord pintar untuk menciptakan budidaya perikanan produktif sekaligus ramah lingkungan. Melalui Center of Marine Ecology and Biomonitoring for Sustainable Aquaculture (Ce-MEBSA),
Smart Robotic IMTA Cage sebuah sistem keramba modern dengan tujuh modul utama robot cerdas terintegrasi. Dari sensor kualitas air, patroli keamanan, hingga pemberian pakan otomatis hemat energi berbasis energi terbarukan. Rancangan ini untuk mendukung keberlanjutan.
Smart Robotic IMTA Cage berhasil masuk dalam daftar 50 Inovasi Indonesia Paling Prospektif 2024, menyingkirkan ratusan proposal lain. Teknologi ini merupakan pengembangan dari keramba jaring apung bertingkat – Integrated Multi Trophic Aquaculture (KJABB-IMTA), sudah paten sebelumnya.
Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., menegaskan, riset Ce-MEBSA merupakan bukti nyata UNDIP sebagai universitas riset berkelas dunia.
“Inovasi harus berlanjut hingga tahap hilirisasi dan komersialisasi. Dengan dukungan industri dan pemangku kepentingan, hasil riset ini benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Ketua Departemen Biologi FSM UNDIP, Prof. Drs. Sapto Purnomo Putro, M.Si., Ph.D mengatakan, keberhasilan inovasi ini tidak lepas dari sinergi berbagai pihak dan kolaborasi lintas bidang.
“Riset lintas disiplin, kolaborasi dengan industri, serta dukungan pemerintah daerah menjadi kunci untuk mewujudkan budidaya perikanan modern yang produktif sekaligus ramah lingkungan,” jelasnya.
Komisari Utama PT Rekayasa Agromarin Indonesi (RAI), Imam Kadarisman mengatakan, sinergi dengan UNDIP membuka peluang besar bagi pengembangan modern aquaculture pelaksanaan di lapangan.
Tim peneliti UNDIP juga menghadirkan aplikasi “Dokter Ikan” berbasis Artificial Intelligence. Aplikasi ini memungkinkan pembudidaya ikan menganalisis spesies ikan dan mendiagnosis penyakit hanya dengan mengunggah foto. Alhasil, dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan nelayan sekaligus menekan kerugian petambak.
Selain itu, Ce-MEBSA meluncurkan Dashboard Pintar mengintegrasikan smart feeder, sensor kualitas air, hingga kendaraan bawah air (Remotely Operated Vehicle – ROV) untuk memantau kondisi laut secara real time.
Dengan teknologi ini, budidaya perikanan menjadi lebih presisi, efisien, dan ramah lingkungan. Di dalamnya terdapat tujuh modul inovatif, mulai dari Smart Edu-Ecotourism, pembangkit listrik hibrida, Smart Market, Smart Security, IoT Monitoring/ sensor kualitas air dan cuaca hingga Geoportal Coastal Environment.
Salah satu inovasi Integrated Smart Class, ruang belajar terapung memfasilitasi mahasiswa, peneliti, dan masyarakat untuk belajar langsung dari ekosistem laut.
Uji coba di Kepulauan Seribu, Karimunjawa, dan Jepara menunjukkan hasil menjanjikan berupa pertumbuhan ikan meningkat. Di samping, efisiensi pakan terjaga, kualitas air lebih stabil, limbah pakan bermanfaat untuk budidaya kerang dan rumput laut.
Melalui pendekatan ini, UNDIP tidak hanya melahirkan teknologi canggih, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru selaras dengan prinsip ekonomi biru. Seperti menjaga kelestarian laut sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. (*)