Rabu, Juni 18, 2025

Ungkap Potensi Pisang Liar Nusantara

Share

PanenTalks, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membidik potensi pisang liar Indonesia atau Musa acuminata.

Kepala Pusat Riset Rekayasa Genetika Ratih Asmana Ningrum mengatakan, skema kolaborasi riset internasional berfokus pada eksplorasi, karakterisasi, dan pra-pemuliaan.

“Skema ini merupakan bagian dari platform kolaborasi internasional BRIN meluncur sejak Juni 2024, melalui kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan didukung oleh Gates Foundation,” ungkap Ratih mengutip laman brin.go.id.

Rancangan platform, kata dia, fokus pada produksi, komersialisasi, dan pemasaran pisang Indonesia. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan induk pisang unggul dari plasma nutfah pisang liar Indonesia.

“Kenapa pisang? Karena pisang merupakan sumber pangan penting di banyak negara. Tanaman ini bisa tumbuh sepanjang tahun, bahkan dalam kondisi ekstrem,” kata dia.

Dia menilai, pisang menawarkan kombinasi unik antara ketahanan, ketahanan pangan dan siklus hidup mendukung keberlanjutan. Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan hayati pisang terbesar di dunia, khususnya pisang liar.

Di wilayah barat Indonesia, kata dia, banyak jenis pisang liar memiliki kekuatan unggul secara agroekonomi. Sementara itu, di wilayah timur, terdapat berbagai jenis pisang liar memiliki ketahanan tinggi terhadap kekeringan.

Sedangkan, wilayah tengah Indonesia, sejumlah varietas pisang liar memiliki ketahanan terhadap penyakit menyerang pisang. Seperti infeksi bakteri dan virus.

“Pisang liar memiliki biji serta keragaman genetik dapat diwariskan sehingga berpotensi besar untuk dimanfaatkan dalam program pemuliaan pisang,” papar dia.

Kegiatan riset dalam program ini ke dalam tiga bagian utama. Meliputi eksplorasi dan pengumpulan sampel pisang liar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan Papua. Selain itu, karakterisasi dan pra-pemuliaan pisang liar, mencakup berbagai pendekatan mulai dari studi sitogenetik hingga pelestarian plasma nutfah.

Lalu, pemuliaan konvensional hingga metode modern seperti manipulasi somatik dan rekayasa genetik. Ke depan,

“Program ini menargetkan pengembangan induk pisang dengan sifat-sifat unggul dapat berguna dalam program pemuliaan pisang secara lebih luas,” kata dia.

Saat ini, terdapat 25 kegiatan riset sedang berjalan dalam bidang karakterisasi dan pra-pemuliaan pisang. Dalam program penguatan kapasitas, tercatat 24 mahasiswa S2 dan S3, lima peneliti tamu dari luar negeri.

Selain itu, lima peneliti Indonesia telah terlibat aktif dalam program tersebut. Kolaborasi mencakup pemerintah daerah, industri dan universitas baik dalam maupun luar negeri.

“Kami ingin membuka potensi pisang liar Indonesia untuk menghasilkan varietas baru yang unggul,” kata dia. (*)

Read more

Local News