PanenTalks, Denpasar – Sebuah terobosan signifikan dalam upaya menciptakan lingkungan akademik yang inklusif dan religius tengah digaungkan di Universitas Udayana (Unud).
Menanggapi aspirasi kuat dari Persaudaraan Muslim Udayana (PMU), pihak rektorat secara tegas menyatakan komitmennya untuk membangun fasilitas ibadah permanen di area Rektorat.
Ini bukan sekadar janji, melainkan langkah nyata yang menandai era baru toleransi dan perhatian terhadap kebutuhan spiritual mahasiswa di kampus terbesar Bali ini.
Inisiatif monumental ini terkuak dalam audiensi hangat antara PMU, sebuah organisasi payung yang menghimpun berbagai elemen mahasiswa muslim Unud, dengan Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Informasi, Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes, didampingi oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Prof. Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P., M.Agr. Pertemuan ini menjadi bukti nyata bahwa suara mahasiswa didengar dan diwujudkan.
Dalam diskusi penuh makna tersebut, beberapa kesepakatan krusial berhasil dicapai, membawa harapan baru bagi ribuan mahasiswa muslim Unud:
Transformasi Gedung USDI Lama: Bangunan USDI yang selama ini dikenal, akan mengalami renovasi total dan bertransformasi menjadi gedung megah dua lantai. Sebuah area khusus dan representatif akan dialokasikan sebagai tempat ibadah muslim, menawarkan kenyamanan dan kekhusyukan bagi penggunanya.
Target Anggaran Desember: Keseriusan universitas tak perlu diragukan. Proses finalisasi anggaran proyek pembangunan ini ditargetkan rampung pada Desember mendatang, menunjukkan percepatan dalam merealisasikan janji.
Solusi Konflik Jadwal Kuliah dan Ibadah: Wakil Rektor IV, Prof. Adiatmika, juga menyoroti permasalahan klasik: jadwal kuliah yang sering berbenturan dengan waktu salat, terutama Salat Jumat.
Ia berjanji akan berkoordinasi aktif dengan seluruh fakultas untuk mencari solusi penyesuaian jadwal, memastikan mahasiswa dapat menunaikan ibadah tanpa kendala akademik.
“Kami merasa Ibadah Jumat khususnya perlu perhatian lebih, dikarenakan harus ibadah berjamaah dan dilakukan pada jam kuliah,” ujar Prof. Adiatmika, menunjukkan empati pimpinan universitas.
Lebih dari sekadar rencana, pihak rektorat menunjukkan komitmen penuh dengan berjanji akan menyediakan ruangan ibadah sementara sebelum bangunan permanen rampung.
Ini adalah wujud respons cepat terhadap kebutuhan mendesak. Yang paling menggembirakan, baik Wakil Rektor IV maupun Wakil Rektor III, secara tegas menyatakan akan mengawal pembangunan ini hingga benar-benar terwujud, tak hanya untuk mahasiswa muslim, melainkan untuk seluruh mahasiswa Unud dari berbagai keyakinan.
“Kami berkomitmen untuk mengawal pembangunan ini terutama untuk semua mahasiswa beragama civitas Udayana. Ya, artinya nanti kita akan upayakan semua bangunan tempat peribadatan berdiri di kampus Unud,” tandas Prof. Adiatmika, menegaskan visi inklusif universitas.
Menanggapi hasil audiensi yang begitu positif ini, Persaudaraan Muslim Udayana (PMU) meluapkan rasa syukur dan apresiasi yang mendalam.
“Kami sangat bersyukur dan mengapresiasi langkah progresif Rektorat Universitas Udayana di bawah kepemimpinan Bapak Rektor, Prof. Dr. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D.,” ujar perwakilan PMU dengan antusias.
Keputusan ini merupakan bukti nyata komitmen Universitas Udayana dalam menciptakan lingkungan akademik yang inklusif dan religius bagi seluruh mahasiswa.
PMU secara khusus memuji keberanian dan visi Rektor dalam mengambil langkah strategis ini. “Keputusan untuk mengalokasikan fasilitas ibadah di area rektorat adalah sebuah terobosan yang akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi seluruh civitas akademika muslim,” tambah perwakilan PMU.
“Kami percaya, dengan dukungan penuh dari pimpinan universitas, proyek ini akan berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan spiritual mahasiswa.”
Pembangunan tempat ibadah ini diharapkan tak hanya segera terealisasi, tetapi juga menjadi contoh inspiratif bagi perguruan tinggi lain di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan fasilitas ibadah bagi mahasiswanya.
Komitmen Rektorat Unud ini memang menjadi angin segar yang signifikan bagi upaya pembinaan karakter dan moralitas mahasiswa di lingkungan kampus. Ini adalah cerminan kemajuan Unud menuju kampus yang lebih harmonis dan toleran. (*)