PanenTalk, Jakarta – Pertanian perkotaan atau urban farming semakin dilirik sebagai solusi memenuhi kebutuhan pangan di wilayah dengan lahan terbatas, termasuk daerah kepulauan. Melalui metode sederhana seperti hidroponik, masyarakat bisa menghasilkan sayuran segar secara mandiri tanpa bergantung penuh pada pasokan dari luar.
Dengan semangat tersebut, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu menggelar pelatihan urban farming di RPTRA Nyiur Melambai, Kelurahan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara, Kamis (2/10). Sebanyak 20 pelajar dari Pulau Kelapa dan Pulau Harapan ikut serta dalam kegiatan yang berkolaborasi dengan Universitas Indonesia (UI).
Pelatihan ini memberikan pemahaman dasar urban farming melalui teknik hidroponik. Para peserta juga mempraktikkan metode hidroponik sistem wick atau sistem sumbu, yang dikenal sederhana dan cocok untuk pemula.
Kepala Seksi Ketahanan Pangan Sudin KPKP Kepulauan Seribu, Parsan, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari program akademi urban farming yang menyasar berbagai lapisan masyarakat.
“Kegiatan ini merupakan salah satu program kami tentang akademi urban farming yang diberikan kepada lapisan masyarakat, baik pelajar, mahasiswa, penggiat, hingga masyarakat umum,” ujarnya.
Sebanyak 10 mahasiswa UI turut mendampingi para pelajar agar mereka memahami setiap tahapan praktik menanam. Meski terdapat tantangan bercocok tanam di wilayah kepulauan, seperti kadar garam tinggi pada air tanah dan kondisi iklim yang menantang, hal tersebut tidak mengurangi semangat para peserta. Kendala itu tidak meruntuhkan semangat para penggiat yang ada di pulau. Biasanya mereka menyiram tanamannya dengan air hujan atau air pembuangan AC.
Pelatihan ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk memanfaatkan lahan terbatas agar lingkungan menjadi lebih hijau, bersih, dan sehat.
Perwakilan dari Universitas Indonesia, Filia, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Ia menilai kegiatan tersebut sangat penting bagi masyarakat di Kepulauan Seribu yang selama ini masih harus membeli sayuran segar dari daratan.
“Senang sekali kami bisa bersinergi dengan Sudin KPKP Kepulauan Seribu. Semoga dengan pelatihan ini nantinya warga bisa menghasilkan sayuran secara mandiri,” harapnya.
Sementara itu, Hanna (14), pelajar SMPN 260 Jakarta yang ikut serta, mengaku antusias mengikuti pelatihan. Ia mencoba langsung mulai dari pencampuran nutrisi hingga menempatkan bibit di media hidroponik sistem wick.
“Selama pelatihan sangat seru dan para pendamping juga sangat baik serta menjelaskan dengan detail. Tentunya, saya akan mempraktikkan di rumah, semoga tanaman saya bisa tumbuh subur,” tandasnya.